LombokBarat (Inside Lombok) – Dinas PU-TR Lobar perkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk membangun jalan di Dusun Meang, Buwun Mas, Sekotong diprediksi mencapai Rp24 miliar. Jalan yang banyak dikeluhkan warga karena kondisinya yang rusak parah, bahkan tidak layak itu memang diakui sebagai jalan kabupaten dengan panjang kurang lebih 7 kilometer, dan yang sudah di-hotmix oleh pemda baru 1,6 kilometer saja pada tahun 2022 lalu.
Sekdis PU-TR Lobar, Lalu Ratnawi saat dikonfirmasi usai menemui massa aksi yang menyuarakan soal Meang di kantor Bupati Lobar, Kamis (24/01/2025), mengakui pihak desa setempat hampir setiap tahun tetap mengusulkan perbaikan jalan tersebut. Sehingga Dinas PU-TR juga disebutnya selalu berupaya memasukkan usulan pembangunan jalan Meang itu dalam setiap pembahasan anggaran. “Tetap ada usulan (dari Desa) dan kita (Dinas PU-TR) juga tetap usulkan. Cuma karena postur APBD kita kan (tidak memungkinkan),” jelasnya.
Dikatakan, dari 75 persen kemantapan jalan di Lombok Barat secara keseluruhan, sebesar 30 persennya diakui memang masih kurang. Termasuk untuk wilayah Lobar bagian selatan, dalam kota (wilayah Gerung) dan wilayah lainnya. “Kita tidak pungkiri itu, karena memang untuk biaya jalan ini cukup besar,” sebutnya.
Saat disinggung apakah nanti masyarakat tidak merasa ada ketimpangan dalam pembangunan jalan yang menjadi prioritas di Lobar. Karena banyak jalan yang sudah bertahun-tahun dalam kondisi memprihatinkan, namun kalah saing dengan usulan jalan baru seperti jalan Sopoq Angen atau yang sekarang disebut dengan jalan perkotaan Gerung yang akan segera dibangun tersebut.
Ratnawi menegaskan bahwa tidak ada ketimpangan dalam pembangunan jalan, karena pihaknya telah berupaya untuk mengusulkan semua jalan yang membutuhkan perhatian. “Semua kita usulkan, termasuk ini (Meang, Red). Itu kan nanti kita dorong lewat DAK juga, karena terkait dengan DAK tematik. Karena di sana (wilayah Selatan) konsep pariwisata juga kita kembangkan,” terangnya.
Dijelaskan Ratnawi bahwa usulan pembangunan jalan di Meang ini selalu masuk dalam setiap Musrembang. Mulai dari Musrembang Desa, Kecamatan, hingga Kabupaten. “PU kan mengusulkan juga, cuma karena memang ada prioritas-prioritas yang lain, pertimbangan itu,” bebernya.
Sehingga pihaknya tengah berupaya untuk bisa mengusulkan perbaikan jalan itu melalui DAK. Karena APBD dinilai tak cukup memungkinkan untuk pembangunannya. Kendati realisasinya tentu tak akan bisa dikerjakan tahun ini.
“Gak bisa tahun ini, karena APBD sudah diketok. Anggarannya butuh sekitar Rp24 M, karena kalau kita sudah berbicara jalan, jembatan, gak bisa kita berbicara satu atau dua miliar,” tegas Ratnawi.
Itu lah yang disebutnya menyedot postur anggaran yang sangat besar. Terlebih pembangunan jalan dengan topografi perbukitan seperti di Meang tentu memiliki spesifikasi yang khusus.
“Memang harus ada jalan (lahan, Red) yang mesti kita buka, drainasenya harus kita perbaiki, LPA nya tebal. Jadi memang posturnya besar, butuh waktu. Kalau cuma semiliar, dua miliar mungkin cepat bisa kita carikan celah,” imbuhnya.
Pihaknya pun akan segera turun untuk melihat langsung kondisi di sana dan melakukan inventarisir. Untuk mengetahui berapa dana pasti yang dibutuhkan untuk dapat diusulkan tahun depan. Begitu pun terkait dengan penanganan sementara, Ratnawi mengatakan bahwa jalan di kawasan tersebut sebenarnya sudah dirabat. Tetapi yang jadi persoalan hingga kembali viral, selain karena kondisi jalan, tetapi juga jauhnya akses ke pusat layanan kesehatan dengan pemukiman warga setempat. (yud)