25.5 C
Mataram
Senin, 25 November 2024
BerandaLombok BaratPembangunan Rumah Sejahtera Terpadu di Lobar, Bangkitkan Kembali Kehangatan Gotong Royong dan...

Pembangunan Rumah Sejahtera Terpadu di Lobar, Bangkitkan Kembali Kehangatan Gotong Royong dan Kekeluargaan

Lombok Barat (Inside Lombok) – Kapolda NTB, Irjen Pol. Djoko Poerwanto sebut program untuk membantu membangun rumah sejahtera terpadu jangan hanya melihat nominal angkanya saja, tetapi lebih kepada nilai kemanusiaan, gotong royong, hingga kemanfaatannya.

“Ini bukan masalah nominal, nominal itu angka yang bisa dihitung. Namun manfaatnya luar biasa. Bahwa nilai, itu di atas segalanya dari nominal,” ungkap Kapolda NTB ini, dalam acara serah terima rumah sejahtera terpadu di Kediri, Jumat (22/09/2023).

Dia menyebut, bahwa rumah sejahtera terpadu dan bantuan pembangunan sumur bor ini tidak sekedar dilihat dari nominal bantuan yang diberikan. Namun, ternyata dalam proses pembangunannya justru melahirkan kembali semangat gotong royong dan kekeluargaan masyarakat setempat. Untuk membantu pembangunan rumah tersebut.

“Gotong royong itu nilai dari negara kita, sebagai kebudayaan yang mengandung kebersamaan dan itu lah sumber kekuatan kita. Jadi nilai kegotong royongan itu melebihi nilai yang ada,” terangnya.

Pihaknya bersama perwakilan dari Sentra Paramita Mataram, selaku perwakilan dari Kementerian Sosial menghadiri langsung penyerahan tujuh rumah sejahtera terpadu dan satu sumur bor untuk masyarakat di wilayah Kabupaten Lombok Barat.

“Jadi kegiatan ini adalah bentuk kerjasama semuanya, dari Kementerian Sosial, dari Polda dan jajaran, dengan teman-teman TNI, dengan Pemerintah Daerah, dengan semua masyarakat Lombok Barat pada khususnya,” terang dia.

Untuk dapat mewujudkan pembangunan rumah sejahtera terpadu itu, pihak kepolisian melalui bhabin yang selama ini lebih mengetahui kondisi masyarakat, mencoba mengajukannya. Lalu dari sekian banyak pengajuan itu, proses pembangunannya akan dilaksanakan jika sudah diassesmen oleh Kementerian Sosial.

Kapolda mengaku, dari total jumlah rumah tidak layak huni di NTB yang diajukan perbaikannya berjumlah 95 rumah. Sedangkan sumur bor yang diajukan kurang lebih berjumlah 75 sumur dan 250 kursi roda.

“Tapi yang paling penting adalah bagaimana masyarakat bisa menikmati dan bisa berpenghasilan, itu salah satu keadilan sosial yang dimaksud oleh Bu Menteri,” pungkasnya.

Ditemui di rumah barunya, Sahrim mengaku bahagia kini ia dan keluarganya akhirnya bisa tinggal di rumah yang layak dan nyaman.

Dia menuturkan bahwa pembangunan rumahnya menelan biaya hingga Rp70-an juta. Yang mana dalam proses pembangunannya dilakukan secara gotong royong, begitu pun dengan pembiayaannya. Karena nominal bantuan yang diperolehnya dari program rumah sejahtera terpadu itu hanya Rp20 juta. Dan sisanya mampu dipenuhi dari hasil gotong royong anak, keluarga dan tetangganya. “Dana swadaya sampai Rp50-an juta yang masuk kurang lebih,” ungkapnya.

Pengerjaannya pun kurang lebih berlangsung selama dua bulan, hingga bisa ditempati saat ini. Ia bersama istri dan ketiga anaknya yang tinggal di rumah itu mengaku bahagia dengan rumah baru mereka. “Ya tentunya bahagia, sudah punya rumah bagus sekarang,” ucapnya syukur.

Karena jika dibandingkan dengan rumahnya sebelum dibangun, ia mengaku selalu sedih melihat kondisi rumahnya yang retak bahkan temboknya begitu rapuh dan nyaris roboh. Namun tak memiliki biaya untuk membangun.

“Kalau dulu susah kita lihat, temboknya dari tanah katak, pokoknya super jelek dulu,” tutur pria yang berprofesi sebagai penjahit ini.

Hingga akhirnya kini ia tak lagi merasa susah dan minder dengan kondisi rumahnya. Karena untuk memenuhi pembiayaan yang kurang, ia diterima oleh anaknya yang saat ini tengah bekerja di Madinah. (yud)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer