Lombok Barat (Inside Lombok) – Guna mempertahankan nilai surplus dalam produksi beras, Pemda Lobar pun berupaya untuk memperluas area tanam hingga mencapai 3.714 hektare. Dengan penambahan area tanam ini, masyarakat Lobar tidak perlu lagi khawatir soal ketersediaan beras.
“Penambahan luas areal tanam kita 3.352 hektare, ditambah 362 hektare dari program Kesatria,” jelas Kadis Pertanian Lobar, Damayanti Widyaningrum saat dikonfirmasi beberapa waktu yang lalu.
Pihaknya juga telah menjalankan progam perluasan areal tanam dengan meningkatkan Indeks Penanaman (IP). Di mana yang tadinya lahan pertanian Lobar IP 100, kini diupayakan menjadi IP 200. Peningkatan IP ini dilakukan salah satunya dengan program pompanisasi yang tengah berjalan. Dengan begitu, lahan yang tidak bisa tanam pun kini bisa menjadi sekali tanam hingga dua kali tanam, bahkan seterusnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan program Kesatria (kelapa tumpang sari dengan tanaman pangan). “Sehingga dengan program ini diharapkan lebih banyak lagi hasil produksi sehingga surplus lebih banyak lagi,” harapnya.
Pihaknya pun optimis, dengan luasan area tanam yang ada saat ini, produksi beras di Lobar sudah surplus. Kendati, pemerintah pusat minta pemda untuk terus meningkatkan produksi agar tidak perlu dilakukan impor. Bahkan bila perlu sebaliknya, agar daerah bisa melakukan ekspor hasil pertanian.
Damayanti mengklaim surplus beras di Lobar saat ini mencapai 25 ribu ton. Dengan demikian, pihaknya memastikan kebutuhan beras akan tetap aman hingga enam bulan kedepan. “Ditambah lagi dengan stok beras di gudang Bulog mencapai 3.500 ton. Terus ketersediaan beras yang kita punya mencapai 28 ribu ton lebih,” bebernya.
Produktivitas hasil pertanian khusus padi ini diakuinya memang mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya, yang angkanya mencapai 5,4 ton per hektare. Dengan peningkatan produktivitas per hektarenya diperkirakan kurang lebih sekitar 0,3 ton.
Walaupun pihaknya juga tak bisa memungkiri, bahwa banyak terjadi alih fungsi lahan yang menggerus lahan produktif di Lobar, juga berpengaruh terhadap produktivitas pertanian. Dia memaparkan data rata-rata selama selama kurun waktu tiga tahun terakhir (2021-2023), terdapat 220 hektare lahan pertanian baik irigasi, perkebunan dan jenis lainnya yang dialihfungsikan untuk pembangunan perumahan, infrastruktur publik serta lainnya. “Karena itu kita berupaya melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian,” pungkas Damayanti. (yud)