25 C
Mataram
Minggu, 20 Juli 2025
BerandaLombok BaratPotensi Wisata Lobar Berhadapan dengan Pengelolaan Sampah Semrawut

Potensi Wisata Lobar Berhadapan dengan Pengelolaan Sampah Semrawut

Lombok Barat (Inside Lombok) – Semrawutnya pengelolaan sampah di Lombok Barat (Lobar) masih menjadi sorotan dan keluhan. Selain minimnya armada pengangkut, ketidakjelasan keberadaan tempat pembuangan sampah sementara (TPS) juga mengakibatkan sampah kerap kali menumpuk di lokasi-lokasi strategis. Bahkan, dari sekian banyak desa dan objek wisata yang ada, rata-rata tak memiliki tempat untuk mengolah dan membuang sampahnya.

Keluhan soal sampah itu salah satunya disampaikan Dirut PT Tripat, Eko Esti Santoso selaku pengelola Taman Narmada dan Suranadi yang mengakui selama ini mereka tak memiliki tempat pembuangan sampah yang jelas. “Selama ini sampah yang organik dibuatkan lubang kemudian ditimbun. Sedangkan sampah plastik kita kumpulkan dan dibuang di tempat pembuangan sampah,” jelasnya saat dimintai keterangan belum lama ini.

Tempat pembuangan sampah yang dimaksud pun merupakan tempat sampah yang selama ini keberadaannya ramai dikeluhkan para pedagang di Pasar Narmada, lantaran sering dibiarkan meluber tanpa jadwal pengangkutan yang jelas. Hal itu sampai mengganggu aktivitas para pedagang yang berjualan di sana.

“Untuk sampah plastik biasanya teman-teman (petugas kebersihan, Red) membuangnya ke tempat sampah yang disediakan di pasar Narmada itu,” bebernya. Eko mengaku, hal tersebut dilakukan pihaknya, lantaran sejauh ini tak ada armada angkutan sampah khusus yang menyasar objek-objek wisata di kawasan tersebut. Sedangkan kunjungan wisatawan disebutnya justru kian meningkat, terutama di akhir pekan.

“Kita sangat butuhkan adanya TPS dan sistem pengangkutan sampah yang jelas. Karena bagaimanapun juga, Taman Narmada dan Suranadi semakin banyak pengunjung, jadi sampah yang dibawa juga semakin banyak,” pungkasnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Ketua Pokdarwis Dewi Sedau, Sophia bahwa kondisi ini menyebabkan pihaknya selama ini hanya bisa mengolah sampah di kawasan wisata Gunung Jae dan sekitarnya dengan dibakar. “Sebelumnya sampah dibakar. Sekarang kami baru mau memulai untuk pengolahan,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp.

Sedangkan sampah yang dihasilkan dari ramainya kunjungan wisatawan di kawasan tersebut bisa mencapai satu kendaraan pick up ketika akhir pekan. Sehingga pihaknya juga berharap bisa ada kejelasan terkait pengelolaan dan pengolahan sampah di tempat wisata.

Begitu juga di objek wisata Pusat Rekreasi Masyarakat (Purekmas) Sesaot. Direktur Bumdes Sesaot, Dodik Firmandani menuturkan jika selama ini sampah di sana hanya bisa dibakar. “Biasanya setiap sore langsung dibakar,” ujarnya.

Namun dia mengaku jika saat ini, pihaknya tengah memproses agar kawasan wisata itu bisa memiliki TPS. “Sedang diproses (pengadaan TPS Red), kebetulan sudah ada izin kawasan. Lokasinya di luar kawasan wisata, tapi masih di area KPH Rinjani Barat,” tandas Dodik. (yud)

- Advertisement -


Berita Populer