Lombok Barat (Inside Lombok) – Memasuki musim kemarau, puluhan hektare lahan pertanian di wilayah Desa Giri Sasak dan Desa Kuripan, Lombok Barat terancam gagal panen. Para petani pun terancam merugi hingga puluhan juta rupiah.
Kades Giri Sasak, Hamdani menyebutkan dari informasi yang sudah diterima pihaknya ada sekitar 30 hektare lahan pertanian di wilayah Desa Giri Sasak mulai terdampak kekeringan. “Kondisi ini bisa buat petani gagal panen,” ungkapnya akhir pekan kemarin.
Pihaknya pun sudah melaporkan kondisi tersebut ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB yang sudah turun melakukan pengecekan langsung di lapangan. Namun, diakuinya belum ada bantuan dari pihak pemprov yang kemarin sudah turun.
Saat ini yang paling dibutuhkan untuk menyelamatkan tanaman para petani supaya tidak gagal panen adalah jalur pengairan subak Lendang Kuripan harus diutamakan dan di percepat. Baik oleh pemprov maupun pemerintah kabupaten, serta pihak terkait lainnya yang ada di Bendungan Batujai.
“Pemerintah Lombok Barat dan Pemerintah Provinsi, harus membantu kami untuk dibuatkan sumur bor,” pintanya. Diakui Hamdani, luas lahan pertanian di Desa Giri Sasak yang rawan dengan kekeringan mencapai 200 hektare lebih.
Pihaknya mencatat sejak 2016 lalu, Pemprov NTB dan Pemkab Lobar berjanji akan mencarikan solusi. Namun hingga kini, persoalan yang selalu terjadi di setiap musim kemarau tersebut justru tak kunjung ada solusi. “Dari periode pertama sampai periode kedua, belum ada solusi, janji tinggal janji doang,” ketusnya.
Persoalan serupa juga mulai membuat risau para petani di wilayah Desa Kuripan. Kades Kuripan, Hasbi menuturkan lahan dan tanaman padi warga di wilayah Kuripan sudah mulai mengering sebelum waktunya. Bahkan, kata dia kurang lebih sudah dua bulan tak ada air irigasi yang mengairi lahan mereka.
“Iya tanaman padi masyarakat sudah mengering karena tidak ada air,” ujarnya. Sementara petani disebutnya baru memupuk tanaman padi mereka. Sehingga sangat rentan mengalami kekosongan karena tidak adanya air untuk memenuhi kebutuhan pengairan mereka.
Pihak Desa Kuripan diakui Hasbi telah berupaya keras untuk menanggulangi persoalan tersebut. Salah satunya dengan membuat sumur resapan. Namun sumur resapan tersebut tidak bisa menjangkau keseluruhan dari luas lahan pertanian yang ditanami padi.
“Kita sudah bangunkan sumur resapan, namun belum bisa menjangkau keseluruhan,” ujarnya. Dari data yang sudah masuk ke Dinas Pertanian Lobar, petani di beberapa kecamatan di Lobar terancam gagal panen akibat kekeringan. Seperti di Kecamatan Sekotong, Kuripan, Gerung, dan sebagian di Kecamatan Kediri dan Labuapi, terutama untuk wilayah sawah yang hanya mengandalkan hujan. (yud)