Mataram (Inside Lombok) – Curah hujan yang tidak menentu belakangan ini mengakibatkan banjir hingga longsor di beberapa titik. Salah satunya di kawasan Senggigi, Lombok Barat (Lobar). Kondisi tersebut menjadi kekhawatiran para pelaku usaha di sana, karena investor bisa jadi enggan berinvestasi.
Ketua Asosiasi Pengusaha Hiburan (APH) Senggigi, Suhermanto menyayangkan kondisi yang terjadi di Senggigi saat ini. Padahal potensi destinasi wisata itu untuk peningkatan ekonomi cukup bagus. Terlebih banyaknya wisatawan, baik lokal, domestik maupun mancanegara datang berkunjung ke sana.
Sayangnya, banjir yang datang beberapa waktu belakangan memberi kesan tidak baik bagi masa depan investasi di destinasi wisata legendaris Lobar tersebut. “Investasi yang ada sekarang saja sudah banyak yang off (terhenti, Red). Bangunan-bangunan yang dulunya jadi sumber usaha banyak yang tidak produktif lagi. Investasi di Senggigi terus turun,” ungkap Suhermanto, Kamis (11/5).
Pihaknya khawatir kepercayaan investor untuk membangun di wilayah Senggigi akan terus menurun. Karena itu, pemerintah dinilai perlu mengambil langkah strategis dengan mengurai sumber-sumber persoalannya. Jika tidak, investor akan berpikir ulang berinvestasi di Senggigi.
“Pemerintah juga harus memikirkan untuk membuka jalur baru. Atau jalur alternatif yang bisa menghubungkan Pusuk (Lombok Utara) dengan Senggigi,” tuturnya.
Diakui, jalur yang melingkar dari Senggigi menuju Kota Mataram dan Lombok Utara saat ini hanya jalur utama yang menyusur sepanjang pinggiran pantai. “Mau ke mana-mana jauh itu. Harus dibuka jalan baru yang tembus ke Pusuk. Untuk menghidupkan Senggigi dan wilayah di sana. Pasti investasinya akan hidup lagi,” terangnya.
Jika tidak ditata kembali, masa depan Senggigi disebutnya akan stagnan dan bisa saja mundur. Untuk itu, persoalan banjir di Senggigi diakui membutuhkan langkah strategis untuk penanganannya. Termasuk penataan ulang Senggigi agar pembangunan dan investasi di sana tetap berjalan.
Lebih lanjut, banjir yang terjadi di wilayah Senggigi ini sebetulnya tidak berkepanjangan, artinya bisa surut dalam 1-2 jam. Namun kondisi itu disebut sangat mengganggu dan mengkhawatirkan. Apalagi Senggigi kini menjadi langganan banjir karena kiriman air bah. Setiap hujan deras, banjir kerap kali terjadi hingga memutus akses di sana. (dpi)