Lombok Barat (Inside Lombok) – Oknum pimpinan salah satu pondok pesantren (ponpes) di wilayah Kekait, Gunungsari dilaporkan atas dugaan pencabulan puluhan santriwatinya. Menyikapi kasus itu, Kemenag Lombok Barat (Lobar) mengaku langsung turun meninjau situasi dan kondisi di lokasi.
Diketahui, modus terduga pelaku adalah menjanjikan keberkahan bagi santriwati yang menjadi korbannya. Para korban pun berani bersuara, setelah tersadar usai menonton serial Bidaah dengan tokoh Walid yang sempat viral, di mana praktek yang dilakukan dalam serial itu mirip dengan yang dilakukan terduga pelaku.
“Kami langsung turun untuk mengecek situasi di pondok pesantren tersebut, dan yang kami temukan di sana, mohon maaf ini sementara, waktu kemarin kami turun, mereka (pihak pondok, Red) masih belum mengakui kalau sesuatu telah terjadi di pondok pesantren itu,” tutur Kasubbag TU Kemenag Lobar, Muliarta saat dikonfirmasi, Selasa (22/04/2025).
Bahkan, pihaknya sempat menerima laporan bahwa para pengurus ponpes dengan dewan guru sempat menggelar pertemuan terkait persoalan itu. “Seakan-akan mencari kebenaran, tapi dengan seiring perkembangan (kasus) saat ini, sampai menimpa puluhan santriwati, kami sangat menyesali,” tegasnya.
Menurutnya, selama ini Kemenag Lobar sudah sering melakukan pembinaan terhadap ponpes-ponpes yang ada. “Setiap bulan kami (Kemenag, Red) turun. Kami juga kan punya pengawas madrasah, kemudian pengawas PAI. Mereka turun langsung untuk mengingatkan madrasah atau Ponpes untuk menghindari hal semacam itu,” bebernya.
Di sisi lain, ia menitikberatkan bahwa kasus yang terjadi merupakan persoalan yang dilakukan oleh oknum, bukan pada kesalahan sistem pendidikan di lingkungan popes secara keseluruhan. Kendati, Muliarta tak memungkiri selama ini pihaknya tak bisa leluasa melakukan pengawasan dan mendalam di area pondok pesantren.
“Karena mohon maaf, kalau sudah masuk area pondok pesantren, kita di Kemenag ini hanya mendapatkan laporan. Kalau sudah ada laporan masuk terkait hal itu, baru kita bisa masuk area itu (ponpes, Red),” pungkasnya. (yud)