Lombok Tengah (Inside Lombok) – Sejumlah peternak ayam petelur di Lombok Tengah (Loteng) mengeluhkan kondisi pakan ayam yang mulai langka serta harganya tinggi. Hal itu membuat para peternak telur merasa kesulitan.
Ketua Asosiasi Ayam Petelur Loteng, Muhammad Ali mengungkapkan harga pakan campuran saat ini berkisar pada Rp8,5 ribu per kilogram (kg). Harga tersebut lebih tinggi dari harga sebelumnya yang dari Rp6 ribu.
“Dari kebutuhan pakan ayam per hari untuk 1000 ekor saja dibutuhkan sekitar 120 kg, sehingga bila kita jumlahkan ini peternakan cukup berat,” ujarnya, Kamis (1/2/2024). Dikatakan, terkait dengan harga pakan yang tinggi itu tidak sebanding dengan kemampuan pembelian pakan, sehingga banyak peternak ayam yang menjual indukan.
“Di Loteng ini mencapai 3 ribu ekor untuk bulan Januari 2024 ini, hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan kami dalam menjangkau harga pakan dari hasil jual telur,” katanya. Diakui, dengan kenaikan harga pakan tersebut tidak sebanding dengan harga telur. “Harga telur saat ini masih Rp44 ribu satu terai harganya turun. Harga sebelumnya harga normal Rp50 ribu,” tandasnya.
Di sisi lain, pihaknya menilai dengan kondisi saat ini sangat berpengaruh pada kualitas telur yang terus menurun, sementara harga telur belum kenaikan sehingga keuntungan dari harga pasar telur tak sebanding dengan dengan biaya produksi yang dikeluarkan dan melonjak tinggi. “Harga pakan belum berbanding lurus dengan hasil produksi, ini cukup mencekik kami sebagai masyarakat petani ternak petelur,” tegasnya. (fhr)