Lombok Tengah (Inside Lombok) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Tengah (Loteng) sudah melaporkan kondisi ruas jalan Batunyala – Sengkol yang rusak dan bergelombang ke Dinas PU Provinsi NTB. Terlebih ruas jalan tersebut menjadi keluhan warga Loteng lantaran kerap terjadi kecelakaan lalu lintas.
Kepala Dinas PUPR Loteng, Lalu Rahadian mengatakan pihak provinsi setiap tahunnya selalu melakukan survei terkait jalan provinsi yang ada di NTB, termasuk ruas jalan provinsi di Loteng. “Mereka setiap tahun pasti survei dan kami juga sudah informasikan tinggal seperti apa tindakan mereka saja,” ujarnya, Selasa (3/12) usai apel Hari Bhakti PU di Kantor Bupati Loteng.
Rahadian menjelaskan kondisi jalan Batunya – Sengkol bergelombang hanya di sebelah timur saja, alasannya karena masifnya pembangunan di wilayah selatan sehingga dump truck yang membawa material melalui jalur tersebut. “Kalau kita lihat kondisinya sekarang yang bergelombang itu kan sebelah kiri sebelah timur ke selatan, tapi kalau ke utara tidak itu karena kendaraan material yang melintas sudah kosong,” imbuhnya.
Selain itu kata dia, tipikal tanah yang ada di jalur tanah yang bisa mengembang atau tanah liat sehingga cenderung labil jika dilewati kendaraan besar. “Seperti itu contoh saja kita lihat begitu bagus pekerjaannya jalan bypass masih saja bergelombang butuh waktu lama lah untuk sattel,” katanya.
Untuk itu pihaknya masih melakukan koordinasi terkait dengan perbaikan. Terlebih jalur tersebut menjadi jalan yang sangat strategis. “Mudah-mudahan mereka bisa segera mengalokasikan anggaran untuk perbaikan karena itu jalan vital dan jalan alternatif menuju Mandalika,” tandasnya.
Sebelumnya, masyarakat Desa Batunyala memasang plang dan pohon pisang sebagai kritik kepada pemerintah karena kondisi jalan yang menghubungkan Desa Batunyala menuju Desa Sengkol itu terkesan diabaikan karena sudah lama bergelombang sehingga mengancam pengendara saat melintas jalan tersebut
Salah satu tokoh masyarakat Abdullah Zulfa menerangkan, Pemasangan plang dan pohon pisang itu merupakan bentuk protes kepada pihak pemerintah yang membiarkan kondisi jalan yang bergelombang. “Ini cara kami menyampaikan kritik pada pemerintah yang membiarkan jalan dengan keadaannya yang begitu (bergelombang, red),” ujarnya kepada Inside Lombok.
Dituturkan Zulfa, bahwa dengan kondisi jalan bergelombang sudah banyak terjadi korban kecelakaan, bahkan saat malam hari jalan tersebut sangat gelap. “Sudah banyak korban kecelakaan, bahkan sampai meninggal juga ada,” tuturnya. (fhr)