Lombok Tengah (Inside Lombok) – Kelangkaan gas elpiji 3 Kg di Lombok Tengah (Loteng) beberapa pekan terakhir membuat masyarakat resah. Tabung gas melon disinyalir semakin langka karena disinyalir digunakan Dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG).
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Loteng, HM Nursiah, menegaskan, bahwa Pemda akan memperkuat koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pihak terkait. “Kita hanya mengawasi dan berkoordinasi. Distribusi tetap kewenangan tentu ada distributor, tapi gas subsidi ini harus tepat sasaran,” ujarnya, Jumat (19/9).
Nursiah mengungkapkan, kuota gas elpiji 3 Kg yang ditetapkan belum sepenuhnya sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Karena itu, Pemda akan segera mengusulkan penyesuaian kuota. “Jangan sampai masyarakat terbebani akibat kelangkaan. Kami akan segera menyampaikan hasil pengawasan ini. Kalau perlu, usulan tambahan kuota akan diajukan,” imbuhnya.
Selain itu, Pemda juga berkomitmen mengawasi pangkalan resmi untuk mencegah permainan harga maupun penyaluran ke pihak yang tidak berhak. Di sisi lain, muncul isu bahwa sebagian elpiji bersubsidi digunakan oleh dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disinyalir menjadi salah satu faktor kelangkaan.
“Artinya kita usulkan kebutuhan dapur ini kepada yang mengelola, memang hasil evaluasi kita temukan ada dapur MBG pakai gas elpiji 3 Kg,” katanya.
Nursiah menyarankan agar dapur penyedia MBG tidak boleh lagi menggunakan elpiji 3 Kg. “Itu kan sudah ada ketentuannya barang yang disubsidi dan non subsidi itu sudah jelas termasuk gas elpiji 3 Kg. Jadi mari kita patuhi aturan,” tandasnya.

