Lombok Tengah (Inside Lombok) – Ada puluhan gedung sekolah yang mengalami kerusakan di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng). DPRD Loteng mencatat ada 86 lebih gedung sekolah yang dilaporkan rusak berat dan tidak layak digunakan di kabupaten tersebut. Untuk penangannya, Pemerintah Daerah (Pemda) Loteng pun melakukan pertemuan dengan Kemendikbud Ristek.
Bupati Loteng, Lalu Pathul Bahri mengatakan dalam pertemuan dengan Kemendikbud Ristek tersebut pihaknya menyampaikan kondisi darurat sejumlah sekolah di Loteng yang mengalami kerusakan parah akibat gempa 2018. Selain itu pihaknya juga menyoroti sekolah inpres yang telah berdiri sejak 1970, tapi belum pernah mengalami perbaikan signifikan.
Pihaknya, berharap agar sekolah yang mengalami kerusakan akibat bencana dan juga sekolah lain yang memerlukan renovasi mendapatkan dana rehabilitasi melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) atau sumber pendanaan lain yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Pada tahun ini kami telah mengajukan proposal pemulihan sebanyak 70 sekolah yang masih terdampak gempa, dengan harapan mendapatkan alokasi anggaran untuk proses perbaikan,” ujarnya.
Salah satu dari sekolah yang mengalami kerusakan bangunan adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kelambi di Kecamatan Praya Barat Daya. Kondisi bangunan sekolah itu sangat memperhatikan: atapnya banyak yang bolong dan plafonnya keropos sampai sebagainya ambruk.
Kepala SDN Kelambi, Indiprayitna mengatakan kondisi bangunan tersebut membuat para guru dan siswa tidak aman dan nyaman untuk melakukan proses belajar mengajar terlebih ketika musim hujan. “Kadang-kadang anak-anak tidak belajar kalau musim hujan, takut masuk karena atapnya bocor,” ujarnya, Rabu (30/8/2023).
Ia menuturkan, kondisi bangunan sekolah tersebut sangat memperhatikan dan membuat para siswa dan guru tidak nyaman. Sekolah itu juga telah mendapat renovasi pada tahun 2007 silam, tapi kerusakan yang ada terbilang masih butuh banyak penanganan. “Sudah direnovasi tahun 2007, tapi memang kondisinya sekarang ini tidak nyaman karena was-was saat mengajar,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Loteng Lalu Idham Halid, menekankan pentingnya melakukan kajian teknis terhadap struktur bangunan sekolah dengan disesuaikan dengan kondisi geografis yang terletak di daerah rawan gempa, menjadi krusial dalam memastikan keselamatan dan ketahanan bangunan sekolah.
“Kita perlu mempertimbangkan dengan seksama setiap aspek teknis pembangunan, mengingat risiko bencana yang ada di daerah ini,” tandasnya. (fhr)