Lombok Timur (Inside Lombok) – Guna meningkatkan gaung eksistensi kain tenun khas Pringgasela, berbagai macam upaya dilakukan oleh pemuda dan masyarakat setempat agar terus eksis di tengah gempuran zaman. Seperti halnya penyelenggaraan event Alunan Budaya Desa (ALBD) Pringgasela yang kini telah masuk dalam daftar program Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024 yang ada di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
Guna mendukung kegiatan tersebut serta mengenalkan kain tenun khas Pringgasela terkait reragian atau motifnya, Ketua Panitia ALBD mengimbau kepada seluruh masyarakat Desa Pringgasela untuk salat hari raya Iduladha di masjid menggunakan kain tenun dan itu sukses dilakukan dengan ribuan orang datang ke masjid membawa kain tenunnya masing-masing.
Bahkan untuk mendukung kegiatan tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur (Lotim) juga tak mau kalah. Di mana pemda telah mengeluarkan kebijakan perubahan pakaian dinas harian (PDH) para ASN pada hari Selasa yang kini diubah untuk menggunakan kain tenun, tak lagi menggunakan kain batik.
Program Iduladha merupakan bagian dari gerakan “Idul Adha dan Jumat Berkain Tenun Pringgasela”. Di mana hal itu bertujuan demi melestarikan dan meningkatkan eksistensi budaya tenun menenun di Pringgasela Raya kepada generasi yang akan datang dan khalayak luas budaya tenun Pringgasela Raya.
Menurut Ahmad Feryawan, Ketua Alunan Budaya Desa Pringgasela Ke- 8 bahwa gerakan-gerakan yang dilakukan bersama masyarakat Pringgasela merupakan bentuk dari daya tarik dan dukungan terhadap event ALBD yang akan berlangsung pada 13 -20 Juli 2024.
“Melalui gerakan Iduladha dan Jumat Berkain Tenun Pringgasela, merupakan sebagai bentuk dukungan kita untuk mensukseskan ALBD yang Ke-8 tahun ini,” terangnya, Rabu (19/06/2024).
Program yang dijalankan para panitia dan masyarakat itu sendiri mendapatkan respon yang positif dari berbagai pihak, termasuk Kemenparekraf RI yang menganggap kain tenun sebagai simbol kekayaan Indonesia.
Peran aktif masyarakat Pringgasela Raya dalam dalam menunjukkan kekompakan dan kebersamaan sebagai bentuk melestarikan warisan budaya nenek moyang tersebut diberikan slogan “Bangga Memakai Kain Tenun Pringgasela Raya”. Di mana gerakan itu diharapkan mampu menambah daya tarik wisatawan lokal hingga mancanegara.
Menanggapi program tersebut, salah seorang masyarakat, Husna mengaku bahwa kebiasaan masyarakat dalam menyambut perayaan hari besar Islam selalu menyiapkan hal yang istimewa. Tak lupa pula para ibu-ibu menyiapkan kain tenun yang terbaik bagi keluarganya. “Selain menyiapkan masakan yang sangat istimewa bagi keluarga di momen besar seperti hari raya, juga para ibu menyiapkan kain sesek tenuk untuk dikenakan,” ungkapnya.
Warga lainnya, Hidayati Sahri juga membeberkan bahwa perayaan Iduladha pada tahun 2024 ini sangat begitu istimewa, di mana suasana kehangatan sangat terasa lantaran para orangtua dan semua orang sibuk mendiskusikan kain tenun dengan motif khas Pringgasela apa yang akan dikenakannya.
“Saya sangat bahagia pada lebaran tahun ini, terasa begitu spesial karena semua orang mendiskusikan kain motif apa yang akan digunakan. Saya melihat banyak sekali motif kain tenun yang jarang dilihat oleh kita yang telah tersimpan bertahun-tahun lamanya,” pungkasnya. (den)