Lombok Timur (Inside Lombok) – Dalam mengatasi kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur (Lotim) akan mulai menerapkan sistem perbankan dalam menarik retribusi di pasar. Penarikan retribusi lewat perbankan itu nantinya akan dikerjasamakan dengan Bank NTB Syariah.
Kepala Cabang Bank NTB Syariah Selong, Kasri Rahman mengatakan nantinya pemungutan retribusi di pasar yang ada di Lotim akan menggunakan beberapa opsi, yakni penyetoran melalui M-Banking, Qris hingga ATM. “Kita siapkan dua opsi itu untuk penarikan retribusi di pasar,” ungkapnya, Kamis (18/01/2024).
Melalui sistem perbankan nantinya semua pedagang yang ada di pasar akan dipasangkan barcode sesuai dengan nama mereka. Nantinya para kepala pasar (kapas) akan berkeliling untuk melakukan pemindaian menggunakan Qris dan pembayaran langsung disetorkan oleh pedagang sesuai jumlah tagihannya.
“Nantinya para pedagang menyetor secara tunai apabila barcodenya sudah di scan oleh Kapas” terangnya. Hasil penarikan retribusi itu sendiri nantinya akan dikumpulkan ke rekening kapas dan kemudian masuk ke rekening Pemkab Lotim dengan cara melakukan scan. Setelah sistem itu diterapkan, para kapas hanya tinggal mengisi saldo lagi ke kantor Bank NTB Syariah.
Untuk alternatif kedua untuk penarikan retribusi di pasar yakni dengan menggunakan e-Money. Namun langkah tersebut lebih berat karena harus menyiapkan mesin EDC di masing-masing pasar, dan tentunya membutuhkan biaya yang relatif besar. “Kalau menggunakan sistem e-Money juga harus membutuhkan adanya tim untuk tetap siaga seperti kasir. Investasi untuk penyediaan mesin EDC juga harus besar,” terangnya.
Jika menerapkan sistem e-Money tersebut, nantinya para pedagang hanya datang ke kasir dan langsung disetorkan ke rekening pemerintah daerah. Nantinya uang retribusi tak lagi dikumpulkan di rekening Kapas, sehingga uang tidak ada yang tersimpan di pasar.
Sementara itu, Penjabat Bupati Lotim, M. Juaini Taofik menegaskan dalam meningkatkan PAD pada sektor pasar, ia telah menempatkan para PNS lulusan IPDN menjadi pelaksana tugas kapas di semua pasar di Lotim. Serta penyetoran PAD ke pemerintah daerah tak lagi dilakukan sebulan sekali, melainkan harus setiap hari agar mudah terpantau hasil retribusinya.
“Setelah kita tempatkan para lulusan IPDN menjadi Plt Kapas, alhamdulillah PAD setiap harinya terus meningkat,” tuturnya. Rencana penggunaan perbankan itu pun diklaim sangat membantu memaksimalkan PAS, pasalnya setiap uang retribusi yang masuk dapat dipantau berapa capaiannya dan peningkatannya setiap hari. (den)