Lombok Timur (Inside Lombok) – Lebih dari sebulan setelah jembatan penghubung di Dusun Aik Beta, Desa Perigi, Kecamatan Suela, Lombok Timur, ambruk, warga setempat terpaksa membangun jembatan darurat dari bambu secara swadaya. Langkah ini dilakukan karena janji pemerintah daerah untuk membangun jembatan sementara belum terealisasi.
Setiap hari, warga berjalan kaki melintasi sungai menggunakan jembatan bambu sambil membawa perlengkapan pertanian. Kondisi tersebut juga dialami anak-anak yang berangkat ke sekolah pada pagi hari dan mengikuti kegiatan mengaji pada malam hari. “Kami khawatir kalau tiba-tiba air besar datang dari hulu saat melintas,” ujar Diana, salah seorang warga, Rabu (24/12/2025).
Kekecewaan warga disampaikan Jupli yang mengaku kesal karena janji pembangunan jembatan sementara belum dipenuhi. “Kami dijanjikan tiga atau empat hari jembatan Bailey akan dibangun. Sampai sekarang tidak ada kejelasan, akhirnya kami buat sendiri jembatan dari bambu,” katanya dengan nada kesal.
Menurut Jupli, meski tidak kokoh dan bersifat sementara, jembatan bambu tersebut cukup membantu aktivitas warga. “Memang tidak kuat dan tidak tahan lama, tapi setidaknya petani bisa lewat membawa pupuk dan kebutuhan lainnya,” jelasnya. Ia menambahkan pembangunan jembatan bambu merupakan bentuk inisiatif sekaligus kekecewaan warga yang sudah lama menunggu perhatian pemerintah.
Jupli berharap pemerintah Kabupaten Lombok Timur segera menepati janji pembangunan jembatan Bailey. “Jangan hanya janji. Kami berharap Bupati Lombok Timur benar-benar mendengar keluhan warga,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Lombok Timur, Haerul Warisan, saat meninjau lokasi pada Senin (24/11/2025), memastikan jembatan sementara akan segera dibangun menggunakan sistem Bailey dengan estimasi anggaran sekitar Rp800 juta. “Saya beri batas waktu tiga atau empat hari jembatan sementara itu akan datang ke sini,” kata Haerul. Ia menambahkan, “Tidak perlu bekerja lama, jembatannya tinggal dipasang.”

