Lombok Timur (Inside Lombok) – Musim kemarau panjang akibat pengaruh El Nino tahun ini turut berdampak pada hasil panen petani, tidak terkecuali di Lombok Timur (Lotim). Pasalnya, debit air untuk pertanian juga berkurang drastis, bahkan banyak sumber air yang justru mengering.
Kondisi ini pun diakui membuat sektor pertanian kurang maksimal, sehingga hasil panen pun menjadi berkurang. Hal itu salah satunya diungkapkan Sahlin, salah seorang petani di Desa Pengadangan.
Diceritakannya, sejak musim kemarau air irigasi menjadi menyusut sehingga pengairan tanaman kurang maksimal, sebab air harus dibagi dengan petani lainnya. “Kita sedikit kesulitan di musim kemarau ini sebab debit air untuk pengairan menyusut,” katanya, Jumat (27/10/2023).
Akibat debit air pada irigasi yang mengecil membuat petani merasa gundah untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman, dikhawatirkan berdampak pada hasil panen yang tidak maksimal. “Air ini sangat perlu sekali untuk tanaman, saya khawatir musim kemarau berkepanjangan yang membuat tanaman terus menerus kekurangan air,” terangnya.
Petani lainnya, Suro mengaku bahwa sejak dua bulan lalu dirinya kesulitan mendapatkan suplai air yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, sebab menunggu waktu lama untuk mengairi sawah sementara air harus dibagi dengan petani lainnya. “Butuh waktu lama untuk mengairi sawah sebab kondisi air yang kecil, belum lagi kita berebut air dengan petani lainnya,” ungkapnya.
Suro mengaku meski debit air kecil namun tidak terjadi kondisi kekeringan, berbeda dengan wilayah lainnya bahkan harus membeli air untuk mencukupi kebutuhan tanamannya dengan harga yang lumayan tinggi. “Masih beruntung kita masih ada air walau kecil, tak seperti wilayah kering lainnya yang membutuhkan biaya tambahan untuk mencukupi air tanamannya,” pungkasnya. (den)