Lombok Timur (Inside Lombok) – Intimidasi saat melakukan peliputan kondisi Dapur Mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Sakra, seorang wartawan Selaparang TV diduga mendapatkan perlakuan intimidasi dari oknum petugas dengan meminta untuk tidak diekspos dan menghapus video di kamera wartawan tersebut.
Baiq Sila Wati seorang wartawan Selaparang TV datang ke lokasi dapur mitra yang berada di Yayasan Buak Ate Kembang Mate di Rumbuk Timur untuk meliput kondisi persiapan program MBG pada hari kedua pelaksanaannya di Lombok Timur. Ia kemudian mengambil gambar dapur dalam kondisi yang becek dan para pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk menjaga sterilisasi makanan.
“Saya datang di hari yang kedua untuk melihat situasi persiapan para pekerja dalam menyiapkan makanan untuk siswa sekolah,” ungkap Sila, panggilan akrabnya, Rabu (15/01/2025).
Dari pantauan Sila, ia melihat Dapur Mitra dalam kondisi becek dan berantakan. Tapi ia mengatakan bahwa dari dirinya sendiri memang tidak akan menaikkan hal itu karena ia menyadari bahwa pelaksanaan MBG itu baru saja dimulai di Lombok Timur dan masih bisa untuk dilakukan evaluasi kedepannya. “Saya datang ke dapur mitra dan disambut baik oleh orang di sana, saya dipersilahkan ambil gambar suasananya. Akan tetapi saya didatangi oleh pak Agamawan Salam dan diminta hapus video dapur,” ungkapnya.
Sila kemudian diajak oleh Agamawan Salam selaku Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di dapur mitra ke ruangan tertutup lainnya. Di dalam ruangan tersebut ia diminta kembali menghapus video dengan alasan dilarang oleh atasannya, namun Sila kemudian menjelaskan bahwa dirinya dari Selaparang TV dan bersikukuh tidak menghapus video di kameranya. “Saya tidak mau hapus, tapi bapak itu sendiri yang hapus video-video itu di kamera saya,” jelasnya.
Sementara itu, saat didatangi puluhan wartawan dari berbagai organisasi, Agamawan Salam membantah dirinya melakukan intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan Selaparang TV melainkan meminta menghapus video itu secara baik-baik. Ia mengaku bahwa pengambilan gambar di dapur mitra tidak diperbolehkan karena arahan yang diterimanya. “Ada aturannya tidak boleh mengambil gambar, itu arahan yang saya terima melalui WhatsApp,” jelasnya.
Agamawan Salam tak dapat memberikan aturan tertulis tentang pelarangan wartawan dalam mengambil gambar, sehingga ia berdalih bahwa ia mendapatkan arahan itu melalui WhatsApp. Ia juga mengaku telah meminta izin untuk menghapus videonya. “Saya tidak arogan, tapi saya ambil kameranya dan hapus videonya. Saya tidak pakai kekerasan,” tuturnya.
Agamawan menghapus video itu lantaran kondisi dapur yang berantakan dan pekerja yang tidak menggunakan APD. Ia mengkhawatirkan jika terpublikasi akan menyebabkan citra miring terhadap dapur mitra yang menjadi satu-satunya di Lombok Timur saat ini. “Betul saya hapus karena arahan dari Badan Gizi Nasional (BGN), saya juga sudah berbicara baik-baik dengan Mbak Sila,” pungkasnya. (den)