Lombok Timur (Inside Lombok) – Dari total 254 Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih di Kabupaten Lombok Timur, hanya dua koperasi yang telah beroperasi penuh. Sebagian besar lainnya belum berjalan karena terkendala permodalan dan belum memenuhi persyaratan administratif untuk mengakses pinjaman dari bank.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Lombok Timur, Salmun Rahman, menyampaikan bahwa sebagian besar Kopdes belum memiliki profil dan rencana usaha yang lengkap, yang menjadi syarat utama bagi bank Himpunan Bank Negara (Himbara) untuk menyalurkan modal. “Rata-rata masih terkendala persyaratan, mulai dari profil, jenis usaha, dan lainnya. Bank juga tidak bisa sembarangan memberikan modal tanpa melihat kelayakan usaha,” ujarnya.
Dua koperasi yang telah berjalan yakni Koperasi Kembang Kuning dan Kembang Kerang. Meskipun jumlahnya masih terbatas, semangat para pengurus dinilai cukup tinggi dalam mengembangkan usaha. Pemerintah daerah dan pengurus koperasi juga masih menyiapkan lahan untuk pembangunan kantor koperasi minimal seluas 10 are, yang nantinya harus memiliki bentuk dan model seragam.
Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, mengingatkan agar Kopdes Merah Putih tidak terjebak dalam praktik simpan pinjam yang menyerupai rentenir. Ia meminta koperasi lebih kreatif membuka jenis usaha yang bermanfaat bagi masyarakat. “Masih banyak koperasi yang beroperasi layaknya rentenir. Kami tidak ingin koperasi Merah Putih menjadi seperti itu. Buka usaha yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti bahan pokok,” tegasnya.
Haerul juga menilai sektor peternakan ayam petelur dan pedaging berpotensi dikembangkan oleh koperasi. Ia menilai kebutuhan telur dan daging ayam di Lombok Timur masih banyak dipasok dari luar daerah, termasuk Bali. “Kita masih kekurangan telur dan daging ayam di pasar. Ini peluang besar yang bisa dikelola koperasi,” pungkasnya.

