32.5 C
Mataram
Senin, 30 September 2024
BerandaLombok TimurParlemen Australia Kunjungi Desa Loyok, Jajaki Program Kerja Sama Pembangunan

Parlemen Australia Kunjungi Desa Loyok, Jajaki Program Kerja Sama Pembangunan

Lombok Timur (Inside Lombok) – Anggota Parlemen Australia kunjungi Desa Loyok, Kecamatan Sikur, Lombok Timur (Lotim) dalam program study tour Australia Regional Leadership Initiative (ARLI). Program tersebut membuka kesempatan bagi anggota Parlemen Australia untuk mempelajari konteks program kerja sama pembangunan.

Penjabat Bupati Lotim, M. Juaini Taofik mengatakan bahwa Lotim masih dihadapi dengan beberapa tantangan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Mulai dari angka kemiskinan dan stunting.

Kendati, masyarakat disebutnya sudah mulai sadar bahwa salah satu faktor kemiskinan dan stunting adalah pernikahan usia anak. “Meminimalisir angka pernikahan anak, bahwa seluruh desa di Lotim sudah memiliki peraturan desa tentang pencegahan pernikahan anak, Desa Loyok salah satunya,” terangnya, Kamis (18/01/2024).

Tak hanya itu, dari 33 desa di Lotim yang memiliki sekolah perempuan, Desa Loyok juga termasuk di antaranya. Di mana dari sekolah perempuan tersebut dapat membantu para perempuan untuk memetakan permasalahannya sendiri.

- Advertisement -

“Jika membantu perempuan mengatasi masalahnya tentu sebuah prestasi bagi pemerintah, tapi alangkah lebih baiknya mereka mampu dan berkesempatan menyelesaikan masalahnya sendiri,” ungkapnya.

Hal tersebut diharapkan dapat terus terjaga konsistensinya dan dapat menjadi contoh bagi desa lainnya. Juaini pun percaya salah satu indikator keberhasilan suatu desa, juga terdapat peran dari perempuan.

Sementara itu, perwakilan Parlemen Australia, Hon Nola Bethwyn Marino mengaku senang bisa mendatangi Indonesia, khususnya desa terpencil yang memiliki beragam potensi yang telah dikenal sampai ke luar negeri. Tak hanya mengapresiasi Desa Loyok, ia juga berharap kepada para perempuan untuk terus menggali potensi diri dan terus belajar mengembangkan diri.

Menurutnya, meski para perempuan sudah menjadi ibu rumah tangga. Namun itu bukan menjadi alasan untuk terus belajar. “Seperti di negara manapun yang sudah maju, para perempuan terus berproses dan terus belajar,” jelasnya. (den)

- Advertisement -


Berita Populer