Lombok Utara (Inside Lombok)- Kabupaten Lombok Utara (KLU) semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu daerah penghasil kurma terbaik di dunia. Keberhasilan ini bahkan menarik perhatian para investor, termasuk anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang berencana menanamkan modal di sektor agrikultur di wilayah tersebut.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) KLU, Tresnahadi, mengatakan bahwa beberapa waktu lalu rombongan DPD RI datang langsung ke KLU untuk menyaksikan potensi budidaya kurma. Dengan mengunjungi tiga lokasi kebun kurma yang ada, seperti di Dusun Lande, Dusun Jugil, dan Dusun Telaga Maluku. “Mereka datang untuk membuktikan sendiri informasi yang mereka terima bahwa kurma bisa tumbuh dan berbuah di KLU. Apalagi Di Dusun Telaga Maluku, kurma dikawinkan dengan salak, dan ternyata berhasil berbuah,” ungkapnya.
Selain kurma, kacang sacha inchi juga menjadi komoditas lain yang menarik minat investor. Anggota DPD RI dikabarkan siap mendukung program pengembangan komoditas unggulan ini dengan cara berinvestasi secara kelembagaan. “Mereka bahkan meminta analisis usaha dari kurma ini karena ingin segera berinvestasi. Investasi kurma memang butuh modal besar, satu pohon saja bisa dihitung Rp25 juta,” katanya.
Peluang investasi ini diperkirakan akan meningkatkan luasan lahan budidaya kurma dan kacang sacha inchi. Uniknya, KLU menerapkan sistem pengelolaan dengan pola bagi hasil atau nyakap, terutama untuk kurma. Dimana pola ini melibatkan tiga pihak, yaitu pemilik lahan, investor, dan PT Ukhuwah Datu Nusantara sebagai ahli (kurma,red). “Masing-masing akan mendapatkan sepertiga dari hasil panen. Dengan cara ini, pemilik tanah juga punya saham dan ikut mendapatkan keuntungan,” jelasnya.
Sementara itu, KLU memiliki lahan kering seluas 9.000 hektar yang sangat cocok untuk ditanami kurma, sehingga potensi untuk menyerap investasi sangat terbuka. “Jika ada investasi yang masuk, kami siap,” pungkasnya. (dpi)

