24.5 C
Mataram
Selasa, 22 Oktober 2024
BerandaLombok TimurProduksi Tetap Tinggi di Musim Kemarau, Cabai Lotim Dikirim ke Luar Daerah

Produksi Tetap Tinggi di Musim Kemarau, Cabai Lotim Dikirim ke Luar Daerah

Lombok Timur (Inside Lombok) – Meskipun memasuki musim kemarau, harga cabai di Lombok Timur (Lotim) masih tetap dalam keadaan stabil. Cabai rawit merah di tingkat petani dijual dengan harga antara Rp25 ribu hingga Rp26 ribu per kilogram, sementara di pasar harganya berkisar Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.

Ketua Champion Cabai Lotim, Subhan menyatakan bahwa stok cabai di Lotim saat ini sangat melimpah dan ketersediaannya masih aman meskipun dalam keadaan musim kemarau. Menurutnya itu bukan salah satu kendala yang menyebabkan adanya kenaikan harga, terlebih ketersediaan masih aman. “Stok cabai di Lotim masih melimpah. Insyaallah ketersediaan tetap aman,” ungkapnya, Senin (21/10/2024).

Setiap harinya, Champion Cabai mampu menyediakan pasokan cabai sebanyak 5-7 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 4 ton cabai dikirim ke luar daerah, seperti Jakarta dan wilayah lainnya. Pengiriman dilakukan setelah kebutuhan cabai di Lombok Timur dipastikan tercukupi untuk menjaga stabilitas harga di daerah.

“Kami pastikan kebutuhan cabai di Lotim terpenuhi terlebih dahulu sebelum mengirim ke luar daerah. Tujuannya agar harga di pasar tetap stabil dan tidak terjadi inflasi,” tambah Subhan.

- Advertisement -

Meski musim kemarau sedikit mempengaruhi produksi cabai, dampaknya tidak signifikan dan kondisi pertumbuhan cabai di Lombok Timur masih dinilai baik.

Sementara itu, Penjabat Bupati Lombok Timur, Muhammad Juaini Taofik menyebutkan bahwa cabai merupakan salah satu komoditas utama yang berpotensi menyebabkan inflasi. Namun, berkat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan Champion Cabai, kenaikan harga cabai berhasil ditekan. Strategi ini dilakukan dengan memastikan cabai tidak keluar daerah sebelum kebutuhan lokal terpenuhi.

“Langkah ini sangat efektif untuk menjaga harga cabai tetap stabil. Meskipun tidak terlihat bekerja langsung di pasar, kami rutin memantau neraca pangan setiap minggu untuk memastikan kondisi tetap terkendali,” jelasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer