Lombok Timur (Inside Lombok) – Kekeringan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) tampaknya semakin meluas. Puluhan ribu masyarakat pun kesulitan mendapat air bersih. Untuk itu, pemerintah kabupaten (pemkab) setempat sudah mengubah status penanganan kekeringan dari siaga menjadi tanggap darurat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim mencatat saat ini kekeringan tersebar di 9 kecamatan yang ada di kabupaten tersebut. Seiring semakin parahnya kekeringan yang terjadi, ada 44.917 jiwa atau 23.188 keluarga yang terdampak.
“Yang paling parah terdampak kekeringan yakni di Kecamatan Keruak dan Jerowaru,” ucap Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Lotim, Rabu (13/09/2023). Dijelaskan, dari 48 desa yang terdampak di 9 kecamatan di Lotim, 15 desa di antaranya berada di Kecamatan Jerowaru dan 11 lainnya di Kecamatan Keruak.
Kemudian desa lainnya yang terdampak tersebar di Kecamatan Sambelia, Suela, Terara, Aikmel, Lenek, Sikur dan Sembalun. “Sambelia dan Suela juga memiliki dampak yang cukup banyak,” ungkapnya.
Berdasarkan dari data BMKG kekeringan diperkirakan akan berlangsung hingga bulan November 2023, namun biasanya fasenya dapat berubah menjadi lebih cepat atau dapay berlangsung lebih lama. (den)