Lombok Timur (Inside Lombok) – Harapan dan doa yang dipanjatkan terus menerus, usaha yang tak pernah putus dari Jumaiyah sehingga akhirnya penantian yang ditunggu selama puluhan tahun dikabulkan oleh Allah untuk memiliki sebuah rumah yang aman dan nyaman melalui TMMD Ke-121. Kini ia dapat tersenyum lebar di masa tuanya tanpa harus khawatir rumah yang dihuninya akan menimpanya.
Di suatu sore yang berselimut awan hitam, dengan udara dingin yang terasa menusuk ke dalam kulit. Seorang tua renta berusia 90 tahun lebih yakni Jumaiyah warga Desa Kesik, Kecamatan Masbagik, Lombok Timur datang perlahan dengan jalan merunduk beserta pandangan yang sudah tidak jelas lagi.
Jumaiyah menghampiri satu rumah yang ia sendiri belum percaya bahwa itu adalah rumahnya. Sebab puluhan tahun lamanya sejak ia pertama kali menikah hanya mendiami rumah berdindingkan pagar, berlantai semen yang dihuninya bersama istri dan enam orang anak.
Dulunya, ia sehari-hari menghabiskan waktu bersama keluarga di balai bambu dengan dua ruangan saja, bahkan ruangan dapur menjadi ruang tidur ternyaman mereka bersama. Di sana ia dan anak-anaknya merajut mimpi bersama agar bisa hidup dengan layak.
“Di rumah saya yang hanya dua ruangan, di sana saya dan anak-anak hidup bersama. Bahkan saya kadang tidur di dekat kompor masak karena tidak ada ruangan lagi,” ucap Jumaiyah sambil menatap ke arah atas, Jumat (16/08/2024).
Tekadnya untuk memiliki rumah yang layak menjadi harapan yang tiada henti baginya, segala usaha dilakukannya untuk mengumpulkan pundi-pundi uang bahkan sampai ke negeri jiran Malaysia menjadi buruh sawit, namun tak kunjung mimpinya itu terwujud.
Usaha untuk memiliki rumah yang layak bagi keluarga tak sampai di sana, tapi ia juga menjadi buruh pembuat bata dengan upah yang waktu itu masih terbilang kecil. Di mana dalam 1000 buah bata yang dibuatnya, ia hanya diberikan upah senilai 25 rupiah saja.
“Dulu upahnya sangat kecil karena uang waktu itu juga sulit dicari, dengan gaji itu saja kita hanya bisa membeli beras untuk makan. Sementara lauk seadanya saja, asal ada garam itu sudah lebih dari cukup,” tuturnya sambil sesekali mengusap matanya yang sudah mulai berbinar, Jumat (09/08/2024).
Tahun demi tahun berganti, rumah yang hampir roboh dengan atap yang seolah tak dapat menjadi pelindung di kala hujan. Bahkan hanya sebagian kecil ruangan yang dapat dimanfaatkan untuk berteduh saat hujan tiba karena ditimpa kebocoran yang sangat besar.
Di hari tuanya, Jumaiyah tinggal berdua dengan istrinya di rumah yang sudah reyot dengan bantuan topangan oleh potongan bambu di beberapa sisinya. Hal itu dikarenakan keenam anaknya sudah memiliki keluarga masing-masing, tapi Jumaiyah dan istrinya selalu dalam pantauan mereka dan setiap harinya diantarkan makanan ke rumahnya.
“Kami selalu memantau kondisinya, bahkan beberapa saudara rumahnya berdekatan dengan rumah bapak sehingga selalu dalam pantauan. Untuk makan setiap harinya tidak perlu repot karena selalu diantarkan setiap waktu,” ungkap Sahuni putri bungsu Jumaiyah.
Tahun demi tahun ia berdoa dalam sujudnya, akhirnya tiba waktunya Tuhan menjawab doa yang dipanjatkannya melalui program Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) Ke- 121. Di mana rumah Jumaiyah terpilih menjadi salah satu yang menjadi sasaran perbaikan.
Rombongan orang berbaju loreng pun ramai mendatangi rumah reotnya dan menghancurkannya tanpa sisa. Tangan-tangan cekatan mereka mulai melakukan tugasnya masing-masing untuk membangunkan rumah impian Jumaiyah yang selalu terselip dalam doanya.
Pengerjaan rumah Jumaiyah dilakukan mulai dari sebelum program TMMD itu dibuka. Dengan pengerjaan selama satu bulan yang dipimpin oleh Sertu Hasanuddin, maka rumah Jumaiyah dapat disulap menjadi rumah yang sangat mewah dengan berlantai keramik, dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu ruang keluarga beserta teras. “Dengan bantuan dari masyarakat setempat, target pengerjaan rumah bapak Jumaiyah dapat rampung,” tutur Sertu Hasanuddin.
Beratapkan langit dengan sengatan surya yang begitu terik, membuat para anggota TNI berlumur peluh. Kendati demikian, itu bukan halangan bagi mereka untuk terus menyulap rumah Jumaiyah agar layak untuk ditempati bersama istrinya yang sudah mulai sakit-sakitan.
“Sekarang doa saya sudah terkabul di hari tua saya, ketika sudah tak berdaya lagi. Hanya rumah dari TNI ini yang menjadi satu-satunya harta yang saya warisi kepada anak-anak saya,” ceritanya sambil meneteskan air mata.
Warga yang berada di sekitar Jumaiyah yang telah menyaksikan kehidupannya pun ikut merasa haru dan bahagia, sebab kini rumah yang hampir roboh telah disulap menjadi rumah yang sangat nyaman oleh para anggota TNI melalui TMMD untuk sepasang kekasih tua renta itu.
Rangkulan tangan yang begitu hangat dari seorang Dandim 1615 Lombok Timur, Letnan Kolonel Inf Bayu Sigit Dwi Untoro mendakan kedekatan yang teramat sangat dari seorang TNI kepada masyarakat. Sembari memantau hasil kerja personilnya, rangkulan dibarengi cengkrama menghiasi pertemuan mereka.
“Program TMMD merupakan wujud nyata dari komitmen TNI dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup warga, terutama bagi mereka yang tinggal di rumah tidak layak huni,” paparnya sambil melihat kondisi bangunan yang telah rampung dikerjakan.
Melalui TMMD tidak hanya melulu tentang pengerjaan fisik, melainkan juga bagaimana mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat. Bantuan itu diharapkan apat memberikan manfaat yang besar bagi Jumakiyah dan keluarganya serta membantu mereka untuk hidup lebih nyaman dan sejahtera. “Semoga semangat kebersamaan dan kepedulian ini terus terjaga dan memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat,” harapnya.
Atas bantuan perbaikan RTLH yang diterima Jumaiyah, ia tak henti-hentinya mengucap rasa syukur yang sangat dalam dan terima kasihnya kepada TNI melalui TMMD. Dengan perasaan yang sangat haru, Jumaiyah menitip pesan kepada TNI untuk selalu berada di dekat masyarakat, menjadi jembatan dan pengayom bagi seluruh lapisan.
“Saya sangat berterima kasih sekali karena tumben saya dapat bantuan sebesar ini, saya berdoa kepada Allah agar TNI selalu diberikan kemudahan, kelancaran, dan ketabahan dalam menjaga negara ini. Jangan sampai terulang kisah saya yang hidup sejak penjajahan Belanda dan Jepang,” pungkasnya. (den)