26.9 C
Mataram
Kamis, 16 Januari 2025
BerandaLombok TimurRasa dan Porsi Jadi Keluhan Program MBG di Sakra, Ahli Sebut Sudah...

Rasa dan Porsi Jadi Keluhan Program MBG di Sakra, Ahli Sebut Sudah Sesuai Kadar Gizi

Lombok Timur (Inside Lombok) – Adanya keluhan sejak hari pertama pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) dari sejumlah siswa sekolah terkait rasa dan kondisi kematangan makanan yang dibagikan. Hal itu dibantah oleh ahli gizi dapur mitra yang berlokasi di Yayasan Buak Ate Kembang Mate, bahwa semua makanan telah dimasak dengan kematangan yang baik dan kadar gizi yang sesuai.

Keluhan terkait menu yang diterima oleh para siswa yakni tahu yang lembek dan terasa asam, daging ayam yang tak matang dengan sempurna menjadi catatan pada hari pertama program tersebut. Bahkan waktu pengantaran juga menjadi keluhan para guru karena terlalu siang dan sebagian siswa SD sudah memasuki jam kepulangan.

Ahli Gizi Dapur Mitra di Yayasan Buat Ate Kembang Mate, Linda Amelia menjelaskan bahwa kandungan gizi yang ada pada makanan program MBG ini menyesuaikan dengan masa pertumbuhan, kecukupan gizi per hari dengan memperhitungkan nilai gizi dan anggaran yang ada. “Nilai gizinya sesuai dengan anggaran, per ompreng itu mencukupi setiap kebutuhan per anak. Gizi diatur sesuai dengan pengelompokan umur mulai dari TK, SD, SMP, dan SMA,” jelasnya, Rabu (15/01/2025).

Mengenai keluhan para siswa terkait rasa dan kematangan makanan, Lia Amelia membantah bahwa hal itu sangat diragukannya karena ia selalu memeriksa satu per satu makanan sebelum dikirim. Bahkan ia memastikan semua makanan yang dibagikan dalam kondisi yang matang sempurna. “Tidak mungkin ada yang tidak matang, masak dari 3 ribu lebih yang kita siapkan hanya 2 ompreng yang tidak matang? Kan aneh itu,” terangnya.

- Advertisement -

Di sisi lain pengakuan dari para siswa memang pada pembagian MBG hari pertama tersebut banyak siswa yang tak menghabiskan makanannya karena tekstur tahu yang lembek dan asam, daging ayam yang tidak begitu matang membuat siswa meminta untuk dimasak lebih matang lagi. “Menang hari pertama sudah sesuai dengan standar gizinya, tapi untuk yang setengah matang itu memang tidak sesuai,” terangnya.

Pengakuan keluhan dari para siswa tersebut dibantah tegas oleh Lia Amelia, sebab ia sudah mempersiapkan segalanya sesuai dengan prosedur yang ada dan sesuai dengan kadar gizinya. Namun hal itu menjadi bahan evaluasinya untuk terus lebih baik kedepannya terutama saat proses yang ada di dapur.

“Kami sudah perhatikan betul kualitas setiap bahan makanan, karena kualitas yang paling kami perhatikan. Setiap bahan yang masuk selalu kami cek, jika ada yang kurang bagus maka kami kembalikan ke suppliernya,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

Berita Populer