25.5 C
Mataram
Rabu, 27 November 2024
BerandaLombok TimurSekolah Lansia di Suralaga Berjalan Sukses, Diharap Cetak Lansia Mandiri

Sekolah Lansia di Suralaga Berjalan Sukses, Diharap Cetak Lansia Mandiri

Lombok Timur (Inside Lombok) – Sekolah lansia yang ada di Desa Bagik Payung Selatan, Kecamatan Suralaga, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) yang terintegrasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi NTB berhasil mencetak 50 orang lulusan lansia untuk pertama kalinya. Diharapkan melalui sekolah tersebut dapat mencetak lansia yang mandiri dan berdampak pada segi kehidupan lainnya.

Wisuda Sekolah Lansia Sehat Ceria tersebut diadakan di Ballroom Bupati Lotim pada Senin (25/11/2024), dihadiri oleh seluruh jajaran Organisasi Pimpinan Daerah (OPD), Penjabat Bupati, Plt Kepala BKKBN, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lotim.

Dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Bagik Payung Selatan, Abdul Manan menjelaskan bahwa lansia yang bersekolah di Sekolah Lansia Sehat Ceria berumur 63 sampai 80 tahun ke atas. Sekolahnya berjalan selama satu tahun dengan dua kali pertemuan tatap muka dalam satu bulannya dan diberikan dua mata pelajaran dalam setiap pertemuan.

Manan juga mengakui keberadaan sekolah lansia ini dapat membuahkan hasil dengan memberikan dampak kepada lansia menjadi masyarakat yang produktif dan mandiri. Para pengajar mengedepankan kepada siswa lansia untuk bagaimana menjadi lansia mandiri dan mampu berkomunikasi dengan masyarakat secara baik melalui sistem pembelajaran yang diajarkan. “Komunikasi mereka sangat baik dan juga menjadi lansia yang mandiri,” ucapnya, Senin (25/11/2025).

Para lansia yang menempuh pendidikan di sekolah lansia sendiri tidak dipilih dari kalangan ekonomi manapun, melainkan mereka yang mau memperbaiki kesadaran kehidupan yang sehat di kalangan para lansia yang sering kali dianggap sebagai bayi dewasa atau beban keluarga ketika menginjak usia renta.

“Adanya sekolah lansia ini alhamdulillah membuahkan hasil, dan wisuda pertama kali ini menjadi bentuk terima kasih kami kepada pemerintah daerah dengan jumlah 50 orang siswa yang dihadiri oleh semua OPD,” katanya.

Ia berharap sekolah lansia ini dapat terus berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya untuk terus dapat berbuat kepada sesama khususnya para lansia agar mampu hidup secara mandiri. Sebab, sekolah lansia yang ada di Desa Bagik Payung Selatan, Kecamatan Suralaga merupakan satu-satunya sekolah yang ada di Lotim. “Jika diizinkan program ini terus berlanjut, maka kami sangat bersyukur sekali. Karena keinginan dari pak Pj Bupati bahwa setidaknya ada sekolah lansia di setiap kecamatan,” harapnya.

Kepala DP3AKB Lotim, Ahmat mengatakan bahwa sekolah lansia yang ada di Desa Bagik Payung Selatan terintegrasi dengan BKKBN Provinsi NTB dengan mengalokasikan anggaran. Sementara dari DP3AKB Lotim sendiri, ia berjanji akan mengalokasikan anggaran melalui kelompok kegiatan.

“Jadi ada beberapa kelompok kegiatan yang barang kali terintegrasi, misalnya seperti puskesmas-puskesmas pada kelas lansia dan bisa dikolaborasi nanti anggarannya. Sebenarnya anggaran tidak banyak, hanya memberikan materi dari pendidikan, puskesmas dan DP3AKB,” ungkapnya.

Jumlah lansia sendiri saat ini di Lotim mencapai 90 ribuan, sehingga nanti pihak DP3AKB pada tahun 2025 akan menyisir para lansia yang diharapkan dapat mendukung kenaikan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lotim yang saat ini masih menduduki peringkat ke-7 dari 10 kabupaten/kota di NTB.

“Mana lansia-lansia yang barangkali belum tamat SMP atau SMA dulunya itu, nanti akan kita sisir dan utamakan sehingga ke depan bisa mendukung IPM kita karena angka putus sekolah bisa teratasi dengan kolaboratif sekolah lansia,” tuturnya.

Materi yang diberikan sendiri menitikberatkan pada pembelajaran konsep tujuh dimensi keluarga, sehingga nantinya akan melahirkan lansia yang mandiri dan berwawasan. Ke depan diharapkan menjadi lansia yang tangguh dan tidak menjadi beban keluarga.

“Tahun 2025 kita berharap ada sekolah lansia di semua kecamatan dan bila perlu dipertegas dengan surat edaran Bupati agar Camat bisa melaksanakannya sesuai peran dan fungsinya, sebab sekolah lansia ini sangat penting,” jelasnya.

Plt. Kepala BKKBN Provinsi NTB, Lalu Makripudin mengatakan bahwa Indonesia saat ini memasuki jumlah populasi penduduk lansia akan meningkat, di mana tahun 2024 ini diperkirakan meningkat sampai 10 persen lebih dan tahun 2025 diperkirakan mencapai sekitar 20 persen lebih. Di samping itu, penduduk lansia saat ini mengalami berbagai permasalahan khususnya pada kemiskinan.

“Lansia ini rentan jatuh miskin karena tidak memiliki tabungan, karena saat ini lansia yang memiliki tabungan hari tua hanya 14 persen saja. Kemudian dari sisi kesehatan 50 persennya bermasalah dan 25 persennya butuh perawatan,” tegasnya.

Permasalahan yang dihadapi lansia tentunya bukan dianggap sebagai hal biasa saja, melainkan harus ada upaya untuk mengatasi permasalahannya. Diungkapkannya, lansia itu juga harus memiliki prinsip bahwa hidup harus tetap semangat dengan beraktivitas seperti olahraga dan sekolah.

“Melalui sekolah lansia itu sebagai wadah untuk bertukar pikiran dan silaturahmi, sehingga mereka akan menjadi semangat dan itu menumbuhkan keceriaan pada mereka serta kondisi kesehatan dapat lebih baik,”

Jumlah kelas lansia sendiri di NTB masih sangat minim, hanya sebanyak 11 sekolah saja. Sementara wisuda sekolah lansia yang di Lotim merupakan wisuda yang ke delapan dan pada sekolah lain diperkirakan dapat diwisuda pada akhir tahun 2024 ini. “Wisuda ini sebagai tanda bahwa mereka pernah belajar, kita tidak mungkin lepas begitu saja sehingga kita adakan acara wisuda ini,” paparnya.

Makripudin berharap sekolah lansia ini dapat terus berjalan dan dapat dukungan dari pemerintah, bahkan dapat dibentuk di setiap kecamatan yang ada untuk mempermudah akses pendidikan dan menyentuh para lansia yang ada di berbagai wilayah.

Pejabat (Pj) Bupati Lotim, H. M. Juaini Taofik mengatakan bahwa sekolah lansia ini merupakan produk baru dari BKKBN yang diperuntukkan sebagai wadah menempuh pendidikan bagi para lansia agar mampu hidup secara mandiri. Ia juga mengakui bahwa dalam setiap elemen pemerintah itu harus hadir dalam menjamin kehidupan masyarakatnya, baik itu pendidikan, kesehatan, dan sosialnya.

“Di bidang kesehatan sudah ada posyandu lansia untuk mengecek kesehatan, ternyata program BKKBN itu siklus kehidupan harus dipersiapkan dan negara harus hadir, makanya sekolah lansia diadakan dan pertama di Lotim dan kita seremonialkan,” tandasnya.

Taofik juga mengaku bahwa ia banyak belajar dengan adanya sekolah lansia ini, di mana ketika lansia banyak sekali yang berubah terutama pada fungsi sosialnya dan itu harus tetap terjaga. Ia juga berjanji jika program ini sudah terorganisir dengan baik, pihaknya dapat memberikan pelayanan-pelayanan lainnya.

“Secara umum tidak ada kata berhenti belajar dan agama juga mengajarkan itu, di mana di bilang di sana tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Insya Allah program ini akan kita replikasi dengan mengadakan satu kecamatan satu sekolah lansia,” pungkasnya. (den)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer