Lombok Timur (Inside Lombok) – Terdampak kemarau, puluhan sumur warga di Desa Surabaya, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur mengalami kekeringan. Hal itu membuat kondisi warga saat ini kesulitan memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Salah seorang warga Desa Surabaya, Nuraini mengaku bahwa kondisi air sumur warga sudah mulai surut sejak Agustus lalu. Bahkan sekarang semakin parah dengan kondisi sumur yang sudah mengering. “Sekarang ini hampir air sumur kita sudah mengering, sebenarnya dari Agustus itu air sudah mulai surut,” jelasnya, Selasa (03/09/2024).
Guna memenuhi kebutuhan air bersih, Nuraini dan warga lainnya harus membeli air seharga Rp50-80 ribu per tangki. Dalam satu tangki air yang dibeli tersebut hanya mampu bertahan dan mencukupi kebutuhan sehari-harinya selama 5 lima hari saja. “Air tangki itu kita gunakan hanya untuk mandi dan mencuci saja, sedangkan untuk kebutuhan memasak dan minum harus membeli air isi ulang lagi,” katanya.
Diutarakan Nuraini, dalam satu RT hampir semua sumur warga mengering. Hanya menyisakan satu orang saja yang air sumurnya masih berair, dan itu pun kondisinya sudah kritis. “Hanya satu sumur saja di RT saya yang masih ada airnya, tapi sudah menyusut, mungkin hanya bertahan beberapa hari lagi,” tuturnya.
Tak hanya air sumur, bahkan air dari PDAM pun sudah mulai jarang mengalir. Disebutkan Nuraini air PDAM terakhir mengalir pada beberapa minggu yang lalu, dan itu pun mengalir pada dini hari saja yakni pukul 01.00 sampai 02.00 Wita.
“Persoalan kekeringan ini memang setiap tahun terjadi, terutama pada bulan Agustus – Desember. Mudahan persoalan ini bisa diatensi oleh pemerintah agar tidak lagi terjadi hal seperti ini,” terangnya.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Surabaya, Rifai Pajrin mengaku bahwa sebelumnya ia tak mengetahui sumur warganya mengering, tapi setelah dipantau langsung ternyata memang benar sumur warganya mengering yang tersebar di tiga titik lokasi.
Tiga lokasinya yang dimaksud yakni di Dusun Barat masjid, Selatan Masjid dan Timur. Lokasi tersebut dijelaskannya memang setiap tahunnya mengalami kekeringan. “Persoalan ini tidak pernah saya bayangkan sebelumnya dengan dampak yang sangat serius, rata- rata sumur warga sudah tidak ada lagi airnya,” paparnya.
Desa Surabaya sendiri sudah memiliki saluran PAMDes untuk kebutuhan air bersih warganya, namun untuk titik yang mengalami kekeringan saat ini tak dapat dijangkau oleh saluran tersebut.
Kata dia, di Desa Surabaya sudah ada Pamdes untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga. Tapi khusus untuk titik-titik yang mengalami kekeringan ini, tidak bisa dijangkau atau dialiri oleh Pamdes.
Sejauh ini Pemdes telah berkoordinasi dengan BPBD Lombok Timur dalam mengatasi kekeringan di Surabaya. Dalam waktu dekat BPBD akan melakukan distribusi air bersih ke titik terdampak. (den)