Lombok Timur (Inside Lombok) – Pelaksanaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-121 telah selesai dilaksanakan, di mana program tersebut telah berjalan selama satu bulan lamanya di Desa Loyok Kecamatan Sikur, dan Desa Kesik Kecamatan Masbagik, Lombok Timur.
Pelaksanaan TMMD tersebut yang dilaksanakan di dua desa dapat selesai tepat waktu untuk pengerjaan fisiknya. Di mana sebelumnya juga telah dilaksanakan pra TMMD untuk melaksanakan pengerjaan fisik yang membutuhkan waktu lumayan lama seperti RTLH.
Kepala Staf Korem (Kasrem) 162/Wira Bhakti Kolonel Inf., Susanto Lastua Manurung menyampaikan bahwa pada kegiatan TMMD ke-121 TA 2024 tersebut, satuan tugas diberikan tugas wajib untuk diselesaikan serta sasaran tambahan dari program unggulan Kasad berupa ketahanan pangan, RTLH, TNI AD manunggal air.
Serta beberapa sasaran tambahan non fisik seperti percepatan penurunan stunting, bersatu dengan alam, serta program lainnya yang bertujuan mendukung program pemerintah. “Alhamdulillah untuk pelaksanaan TMMD telah berhasil dilaksanakan dengan baik, sebelumnya juga telah dilaksanakan pra TMMD. Sementara TMMD sendiri telah dilaksanakan pas 30 hari yang dilaksanakan di seluruh Indonesia,” ungkapnya, Kamis (22/08/2023).
Sasaran tambahan untuk Lombok Timur sangat luar biasa, tentunya ini berkat dukungan semua pihak baik itu TNI dan stakeholder terkait. Terlebih Pemerintah Daerah Lombok Timur yang sangat mendukung penuh dengan menggelontorkan anggaran sebesar Rp1,6 miliar. “Ada 10 sasaran tambahan di Lombok Timur di luar sasaran yang telah ditetapkan, ini sangat luar biasa sekali dan bisa selesai 100 persen tepat pada waktunya,” jelasnya.
Sementara itu, Penjabatj Bupati Lombok Timur, M. Juaini taofik mengatakan bahwa ia telah menerima hasil pengerjaan dari TMMD ke-121 dan telah secara resmi seluruh hasilnya menjadi barang milik daerah yang diperuntukkan bagi umum.
“seperti misalnya saluran irigasi, itu sudah masuk dalam neraca kami di belanja modal. Dengan masuknya belanja modal di kami, tentu nantinya kami juga bisa menganggarkannya mungkin 10 tahun lagi untuk pemeliharaannya,” ucapnya.
Dijelaskan Taofik bahwa dari segi efisiensi pendanaan jika membangun irigasi sepanjang 1,6 kilometer membutuhkan anggaran senilai Rp2,6 sampai Rp2,7 miliar. Akan tetapi, melalui TMMD dengan anggaran senilai Rp1,6 miliar bisa merampungkan sasaran utama.
“Saya tanya Kadis PUPR saya, jika membangun irigasi sepanjang 1,6 kilometer membutuhkan anggaran Rp2,6 sampai Rp2,7 miliar. Berarti pengerjaan utama saja kita mempunyai efisiensi sekitar Rp1 miliar, belum lagi ada sasaran tambahan,” tuturnya.
Taofik mengaku prestisius dengan beberapa sasaran tambahan, seperti misalnya pembangunan sumur bor oleh TMMD. Diungkapkan Taofik dengan kesulitan dan jumlah sasaran rumah tangga yang begitu banyak, membutuhkan waktu pengerjaan setidaknya 3 bulan.
“Ini sekitar 3-4 sumur bor dapat diselesaikan dalam waktu 30 hari. Jika sinergi antara TNI, Polri, dan Pemerintah itu kuat, tentunya yang akan senang yakni rakyat,” ujarnya.
Melalui TMMD, diungkapkan Taofik dapat dua efisiensi seperti efisiensi anggaran dan waktu tanpa mengurangi kualitas. Bahkan Pj Bupati secara diam-diam melakukan pemantauan eksternal tanpa sepengetahuan TNI untuk mengawasi pengerjaan program apakah sesuai standar atau tidak.
“Saya mengajak orang teknis saya melakukan pengawasan pengerjaan di luar pengetahuan Pak Dandim, karena itu akan menjadi aset kami di pemda tentunya saya harus menerimanya dalam bentuk yang berkualitas,” paparnya. Taofik mengakui pengerjaan yang dilakukan TMMD ke-121 sangat baik sekali, baik itu kegiatan fisik dan non fisik, serta kegiatan utama dan tambahan. (den)