Lombok Timur (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Timur (Lotim) baru saja ditetapkan masuk pada fase siaga darurat kekeringan dan belum mencapai level awas. Kendati demikian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur (Lotim) telah menyiagakan personel dan armada untuk siap siaga jika ada wilayah yang membutuhkan bantuan air bersih.
Pada level waspada darurat kekeringan ini sendiri, BPBD ungkap terdapat delapan kecamatan yang masuk dalam zona kekeringan pada musim kemarau 2024 ini. Meski begitu, belum ada wilayah yang meminta untuk pendistribusian air bersih terutama di wilayah terdampak.
“Per 1 Juli 2024 kita sudah masuk dalam fase siaga darurat bencana kekeringan untuk Lombok Timur dan sampai waktu yang tepat kita akan naikkan ke status tanggap darurat,” ucap Kepala BPBD Lotim, Muliyadi, Senin (22/07/2024).
Sebelumnya terdapat enam kecamatan yang masuk dalam level waspada darurat. Namun, sesuai informasi yang didapatkan pihak BPBD dari BMKG bahwasanya bertambah menjadi delapan kecamatan yang terdampak kekeringan saat ini. Satu di antaranya sudah masuk level awas yakni Kecamatan Sambelia dan sisanya masih berada pada level waspada.
“Di delapan kecamatan yang dilanda kekeringan, total ada sebanyak 265 ribu jiwa yang terdampak. Namun khusus di wilayah Sambelia yang masuk dalam level awas disebabkan karena adanya dinamika atmosfer,” tuturnya.
Dalam menangani masalah kekeringan dan krisis air bersih di Lotim, pihak BPBD sudah menyiapkan dan menyiagakan personel beserta armada untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat apabila sudah ada permintaan pendistribusian.
“Kita sudah standby kapan pun untuk pendistribusian yang sifatnya permohonan biasa bagi masyarakat sesuai permintaannya. Namun untuk pendistribusian skala besar kita akan menaikkan status dulu ke tanggap darurat,” jelasnya.
Adapun disebutkan Muliyadi bahwa delapapn kecamatan dari 21 kecamatan yang terdampak yakni Keruak, Jerowaru, Sikur, Sambelia, Sembalun, Suela, Sakra Timur, dan Pringgabaya. “Untuk wilayah Sikur kenapa masuk dalam siaga kekeringan karena walaupun masuk wilayah air baku tapi ada satu titik yang berada di ketinggian yang tak dapat tersuplai air,” pungkasnya. (den)