Lombok Utara (Inside Lombok) – Kabupaten Lombok Utara (KLU) terus melakukan upaya konservasi lingkungan. Salah satunya mencegah abrasi yang terus meluas dengan melakukan penanaman sejumlah bibit pohon cemara udang sekitar pantai di Dusun Sorong Jukung, Desa Tanjung.
Wakil Bupati KLU, Danny Karter Febrianto R mengatakan penanaman pohon cemara udang ini sebagai langkah-langkah mitigasi bencana seperti abrasi di wilayah KLU. Selain itu semua lapisan masyarakat bisa melakukan hal-hal sederhana yang dapat membantu mitigasi bencana. Mengingat, pasca gempa di 2018 lalu memberikan banyak pelajaran bagi pemerintah untuk lebih mempersiapkan diri atas bencana-bencana yang terjadi tanpa rencana.
“Mudah-mudahan ini bisa bermanfaat untuk lombok utara ke depan terkait permasalahan resiko bencana gempa, abrasi, kemudian bencana lainnya,” ujarnya, Senin (29/7). Langkah-langkah mengurangi dampak bencana merupakan hal yang penting dalam mencegah banyaknya kerugian dan korban dari bencana yang terjadi.
Keberadaan pohon cemara udang di sepanjang pantai itu pun disebut memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai benteng pelindung dari abrasi dan tsunami. “Bisa saja terjadi abrasi di wilayah kita, karena wilayah pantai kita yang sangat luas maka ada potensi abrasi di sepanjang pantai dan kawasan tiga gili ini menjadi perhatian,” terangnya.
Pohon cemara udang merupakan tanaman dengan banyak manfaat. Tanaman ini mampu menahan tiupan angin kencang, hempasan gelombang laut, dan terpaan pasir yang bergulung di sepanjang pantai.
Ditambahkan Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana KLU, Budiawan mengatakan program penanaman pohon ataupun upaya pencegahan mitigasi bencana alam ada di tujuh desa yang mendapatkan program seperti ini. Salah satunya di KLU, tepatnya di Desa Tanjung.
“Kegiatan ini harapannya bisa menumbuhkan lagi semangat terutama forum pengurangan resiko bencana yang ada di desa terutama pemahaman tentang mitigasi bencana,” ujarnya. Penanaman vegetasi yang mana ini bagian dari ketangguhan bencana, sehingga masyarakat harus paham bagaimana menghadapi bencana, karena Lombok Utara pernah mengalami bencana seperti gempa.
“Dengan adanya pemahaman seperti ini, ada sosialisasi kepada masyarakat jadi masyarakat tau bagaimana mengelola kebencanaan itu itu yang paling penting dan menambah wawasan masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi bencana,” demikian. (dpi)