24.3 C
Mataram
Sabtu, 19 Juli 2025
BerandaLombok UtaraDewan Minta Bupati KLU Cari Pengurus BUMD yang Profesional

Dewan Minta Bupati KLU Cari Pengurus BUMD yang Profesional

Lombok Utara (Inside Lombok) – Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Lombok Utara (KLU), Artadi menyebut banyak badan usaha milik daerah (BUMD) di kabupaten tersebut saat ini mati suri. Guna memperbaiki situasi ini, pimpinan daerah diminta menunjuk orang-orang profesional untuk menjalankan BUMD, sehingga usahanya tetap berjalan dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan.

Sebelumnya, Pemda KLU juga merencanakan BUMD bisa mengelola tempat penggilingan atau pengolahan gabah menjadi beras. Pasalnya selama ini, KLU menggiling hasil gabah mereka ke Lombok Tengah. Meski begitu, Artadi justru menyoroti BUMD yang belum menunjukkan hasil meski beberapa waktu lalu telah diberikan dana penyertaan modal yang cukup besar.

“Oleh karena itu kita berpesan kepada Pak Bupati, saya kutip dari pernyataan Gubernur Jawa Barat KDM (Kang Dedi Mulyadi) cari pengurus BUMD orang-orang profesional, berpengalaman dan punya inovasi untuk memajukan perusahaan,” ujarnya, Rabu (21/5). Ia pun menegaskan agar BUMD tidak hanya menjadi tempat kumpulnya para tim sukses atau orang yang tidak memiliki pengalaman.

Di sisi lain, pihaknya mengakui sejak lama KLU menginginkan ada penggilingan padi yang berskala besar di KLU, supaya gabah hasil petani tidak dijual keluar. Pasalnya, gabah dijual oleh petani ke luar dengan harga murah. Namun begitu kembali lagi sudah jadi beras dan dijual ke KLU lagi dengan harga yang tinggi.

“Apalagi beras Tanjung atau KLU kualitasnya sangat bagus. Apabila gabah di jual ke luar dan balik sudah jadi beras, kita tidak tahu apakah dicampur atau tidak. Kalau BUMD yang mau membuat atau mengelola penggilingan padi kita sangat setuju,” ungkapnya.

Lebih lanjut, untuk itu BUMD harus membeli semua gabah hasil petani supaya tidak keluar dari KLU. Untuk teknisnya seperti apa agar petani tidak menjual hasil gabahnya keluar, BUMD punya cara tersendiri. Karena selama ini melihat para petani, ketika belum waktunya panen, mereka sudah menjual di tengah sawah. Kondisi kemungkinan dilakukan karena faktor kebutuhan yang mendesak.

“Kita lihat para pengusaha gabah ini keliling sawah dari sejak baru mulai menanam, bahkan sudah kasih panjar (uang jaminan) kepada para petani meskipun belum saatnya panen. Maka BUMD harus punya cara dan teknisnya,” jelasnya.

Pihaknya juga akan mendorong BUMD agar tida hanya mengelola penggilingan padi saja. Tetapi bila perlu membuat usaha-usaha menjanjikan yang bisa lebih besar pendapatannya untuk daerah. “Contohnya, bangun hotel di KLU, beli speed boat atau kapal cepat Lombok-Bali, bangun atau buat air kemasan. Itu jelas mendatangkan PAD buat KLU,” demikian. (dpi)

- Advertisement -


Berita Populer