Lombok Utara (Inside Lombok) – Kabar menggembirakan datang dari dunia pendidikan Lombok Utara. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) kini mulai perang melawan rendahnya minat baca, khususnya di tingkat sekolah dasar. Melalui sebuah gebrakan serius, Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) KLU berkomitmen penuh untuk merevitalisasi perpustakaan sekolah.
Kepala Dikbudpora KLU, H. Adenan, mengatakan bahwa hal tersebut merupakan komitmen pemerintah. Pasalnya, diakui Lombok Utara masih jauh tertinggal dibandingkan kabupaten/kota lain di NTB dalam hal literasi. Dari total 162 Sekolah Dasar (SD) di Lombok Utara, masih ada sekitar 30 sekolah yang performa literasinya belum optimal.
“Permasalahan ini bukan hanya soal kurangnya fasilitas, tapi keterbatasan sumber daya manusia yang mengelola perpustakaan. Itulah mengapa, revitalisasi pengelolaan perpustakaan sekolah menjadi langkah penting yang harus segera dilakukan,” ujarnya, Rabu (16/7).
Menurutnya, revitalisasi ini tidak akan menjadi upaya tunggal. Pihaknya bahkan telah menggandeng berbagai mitra strategis. Diantaranya ada Balai Bahasa NTB yang turut menjadi penyelenggara pelatihan, Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), serta Balai Guru Penggerak (BGP). “Kolaborasi lintas sektor ini bertujuan untuk satu misi utama, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya para pengelola perpustakaan sekolah,” katanya.
Lebih lanjut, mereka inilah garda terdepan yang memegang peran vital dalam membentuk dan memperkuat budaya baca di kalangan siswa. Ia menekankan bahwa membangun ekosistem literasi yang kokoh tidak bisa hanya menjadi beban pemerintah daerah semata. Dibutuhkan sinergi yang erat antara semua elemen, baik itu sekolah, para guru, orang tua, hingga masyarakat luas.
“Meningkatkan literasi adalah tanggung jawab bersama. Kami akan terus mendorong agar setiap sekolah memiliki perpustakaan yang aktif dan dikelola oleh orang yang kompeten,” ungkapnya.
Sementara itu, Balai Bahasa NTB dalam program pelatihannya juga mengingatkan kembali urgensi pemanfaatan optimal dari bantuan buku yang sebelumnya telah disalurkan. Tercatat, 80 SD di lima kecamatan di KLU telah menerima pasokan buku-buku baru.
“Sekarang tantangannya adalah bagaimana buku-buku tersebut tidak hanya menjadi pajangan, tapi benar-benar hidup dan dimanfaatkan untuk memacu minat baca siswa,” tuturnya.
Melalui serangkaian langkah konkret dan terencana ini, Pemerintah Kabupaten Lombok Utara berharap besar dapat segera mengejar ketertinggalan dalam indeks literasi. “Jadi fondasi literasi yang kuat di tingkat dasar menjadi kunci pembuka gerbang masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus,” demikian. (dpi)