25.5 C
Mataram
Selasa, 25 Februari 2025
BerandaLombok UtaraDLH KLU Tingkatkan Pengelolaan Sampah di Tiga Gili

DLH KLU Tingkatkan Pengelolaan Sampah di Tiga Gili

Lombok Utara (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lombok Utara (KLU) tidak henti-hentinya berupaya meningkatkan pengelolaan sampah di destinasi wisata andalan yakni Tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air). Langkah ini menjadi sangat penting, mengingat peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung setiap tahun mempengaruhi volume sampah yang dihasilkan.

Kepala DLH KLU, Rusdianto mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan langkah konkret untuk menangani permasalahan sampah di Gili Trawangan dengan menambah peralatan pengelolaan sampah yang lebih modern dan memadai. Dengan fasilitas baru ini, diharapkan proses pengolahan sampah bisa lebih efisien, sehingga sampah yang dihasilkan setiap harinya dapat segera diproses, kecuali residu yang memang tidak dapat diolah lebih lanjut.

“Kami berharap dengan tambahan peralatan baru ini serta dukungan sumber daya manusia yang cukup, seluruh sampah harian di Gili Trawangan bisa langsung diolah tanpa menunggu lama,” ujarnya, Jumat (21/2).

Ketersediaan peralatan yang lebih baik ini menjadi jawaban atas masalah penumpukan sampah yang sebelumnya terjadi, akibat pengelolaan yang kurang optimal. Selain itu, sistem pengelolaan sampah yang ditingkatkan ini juga diharapkan dapat segera menangani sampah yang sudah menumpuk di beberapa lokasi di Gili Trawangan. “Dengan sistem yang lebih baik, sampah eksisting yang masih ada di lokasi juga bisa segera ditangani,” katanya.

Meskipun upaya ini telah dilaksanakan di Gili Trawangan, pengangkutan sampah dari Gili Air dan Gili Meno masih menjadi tantangan tersendiri. Saat ini, sampah dari dua pulau tersebut masih diangkut ke daratan. Kendati demikian, tahun ini akan ada bantuan dari Dinas Pariwisata berupa pembangunan hanggar di Gili Air, yang akan berfungsi sebagai fasilitas tambahan dalam pengelolaan sampah di sana. “Semoga dengan adanya hanggar baru di Gili Air, pengelolaan sampah di sana bisa lebih baik,” imbuhnya.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pengelolaan sampah di ketiga gili ini adalah sampah beling atau kaca. Gili Trawangan sudah memiliki alat penggiling khusus yang dapat mengolah kaca bekas menjadi bahan pembuatan batako, namun fasilitas serupa masih belum tersedia di Gili Air dan Gili Meno.

“Hal ini menyebabkan sampah kaca yang harus diangkut ke daratan, yang tentunya menambah beban logistik. Kami berharap fasilitas pengolahan kaca ini bisa segera diterapkan di Gili Air dan Gili Meno, agar sampah yang harus dibawa ke daratan bisa berkurang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, selain adanya kendala biaya serta faktor cuaca buruk yang sering menghambat proses pengangkutan sampah ke daratan. Cuaca yang tidak mendukung seringkali menyebabkan keterlambatan dalam pengangkutan sampah. “Kalau ini dibiarkan dapat berpotensi mencemari lingkungan serta merusak estetika kawasan wisata,” katanya.

Sementara itu, DLH Lombok Utara kedepannya menargetkan pengelolaan sampah yang lebih baik di tiga dapat terlaksana secara bertahap, seiring dengan ketersediaan anggaran dan sumber daya yang ada. “Kami bisa mengatasi permasalahan sampah ini dengan maksimal, sesuai dengan anggaran dan dukungan yang tersedia,” demikian. (dpi)

- Advertisement -

Berita Populer