Lombok Utara (Inside Lombok) – Sejumlah warga pada Senin (17/3) malam sekitar pukul 20.00 Wita mendatangi Polsek Kayangan. Ratusan warga Desa Sesait, Kecamatan Kayangan melakukan aksi massa yang berujung pada perusakan sejumlah fasilitas kantor polisi. Menyikapi hal itu, kalangan dewan di DPR Lombok Utara turut memberi sorotan, agar penanganan kasus itu dilakukan secara transparan.
Diketahui, kasus ini diduga dipicu oleh kesalahpahaman informasi yang beredar di masyarakat terkait penanganan kasus pencurian oleh Polsek Kayangan. Sebagaimana diketahui, baru-baru ini seorang warga Desa Sesait inisial RW dilaporkan bunuh diri, diduga lantaran depresi setelah dituduh mencuri handphone di salah satu retail modern di KLU, kemudian menjalani serangkaian pemeriksaan kepolisian.
“Semuanya harus transparan. Ini tugas Kapolres yang baru beberapa bulan bertugas. Saya kira Kapolres akan bijak menangani ini,” ujar Wakil Ketua I DPRD KLU, Hakamah, Kamis (20/3). Menurutnya dengan adanya kejadian ini menjadi pelajaran bagi semuanya, baik itu masyarakat KLU maupun aparat penegak hukum (APH). Apalagi kejadiannya pada bulan Ramadan, yang mana seharusnya dijalankan dengan aman dan khusus dalam beribadah.
“Tentu untuk menyikapi masalah itu dengan kepala dingin, perlu kesabaran dan perlu pertimbangan. Kaitan dengan ini tentu harapan kita supaya tetap kembali normal lagi dan masyarakat bisa lebaran adem ayem, khususnya masyarakat di Desa Sesait,” terangnya.
Sejauh ini Hakamah mengaku tidak secara detail mengetahui informasi yang terjadi beberapa waktu lalu di Desa Sesait, Kecamatan Kayangan. Namun pihaknya berharap persoalan ini dapat diselesaikan dengan baik. Terkait proses hukum yang akan berjalan, ditegaskan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum.
“Tentu yang mendalami itu ada atasan polisi, Propam. Saya kira itu tugas kepolisian di sana. Sebagai wakil rakyat, kita prihatin dengan kejadian ini. Semoga yang meninggal dalam keadaan husnul khotimah. Kita sedih juga,” demikian. (dpi)