Lombok Utara (Inside Lombok) – Gili Hotel Association (GHA) memproyeksikan tingkat hunian kamar hotel di kawasan Tiga Gili, Lombok Utara, mencapai 60 hingga 70 persen selama periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Proyeksi tersebut disampaikan menyambut puncak kunjungan wisatawan yang diperkirakan berlangsung pada 22–31 Desember 2025.
Ketua GHA, Lalu Kusnawan, mengatakan meski sempat terjadi penurunan kunjungan pada awal Desember, momentum libur panjang akhir tahun diyakini mampu meningkatkan okupansi hotel. Ia menyebut pelaku usaha perhotelan telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga tingkat hunian tetap stabil.
“Kami memproyeksikan okupansi tetap stabil di angka 60-70 persen. Untuk menarik minat tamu, pengusaha hotel telah menyiapkan paket makan malam khusus dan acara hiburan tematik,” ujar Kusnawan, Selasa (23/12).
Ia menjelaskan, pengelola akomodasi mengandalkan diversifikasi produk melalui paket wisata yang dikombinasikan dengan makan malam, hiburan musik, acara tematik, hingga pesta malam pergantian tahun. Strategi tersebut dinilai efektif untuk meningkatkan durasi menginap wisatawan.
“Jadi paket makan malam yang dipadukan dengan acara musik dan pesta pergantian tahun menjadi daya tarik utama untuk meningkatkan length of stay (durasi menginap,red) wisatawan,” tuturnya.
Dari sisi pasar, GHA memprediksi wisatawan lokal dan domestik masih akan mendominasi kunjungan selama libur Nataru seiring adanya libur panjang nasional. Selain itu, wisatawan mancanegara, khususnya dari Australia, juga diperkirakan tetap berkunjung meski jumlahnya terbatas.
“Wisatawan lokal biasanya mulai memadati kawasan sejak 22 Desember. Tak hanya domestik, turis dari Australia pun kerap menjadikan Tiga Gili sebagai rumah kedua mereka untuk merayakan akhir tahun,” ungkapnya.
GHA berharap meningkatnya kunjungan wisatawan selama periode Natal dan Tahun Baru 2026 tidak hanya berdampak pada tingkat hunian hotel, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi pelaku UMKM dan masyarakat lokal di Lombok Utara.

