Lombok Utara (Inside Lombok) – Pemerintah Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih menunggu distribusi vaksin sebagai upaya mencegah penyebarannya di kabupaten tersebut. Meski sampai saat ini diakui KLU masih nihil rabies meski ada laporan kasus gigitan anjing, vaksinasi dinilai tetap penting sebagai langkah pencegahan.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan KLU, Sarudi menerangkan distribusi vaksin terakhir dilakukan di 2023, sedangkan untuk tahun ini belum ada. “Tahun lalu kita dapat dropping vaksin rabies sekitar 300-an, untuk tahun ini belum ada. Masih menunggu dari provinsi,” ujarnya, Senin (5/8).
Vaksinasi dilakukan untuk mengantisipasi potensi penularan rabies, terutama dari hewan peliharaan berupa anjing, kucing, dan monyet. Seluruh masyarakat juga diimbau datang melakukan vaksinasi anti rabies pada tiga jenis hewan peliharaan tersebut.
Vaksin anti rabies ini diberikan tanpa pungutan biaya alias gratis. Namun pemberian jumlah vaksin anti rabies ini terbatas. “Pemberian vaksin di seluruh kecamatan di KLU, tapi jumlahnya terbatas didroping oleh provinsi. Jadi hanya hewan peliharaan saja diberikan,” ungkapnya.
Sedangkan untuk hewan liar yang masih banyak berkeliaran, belum bisa dilakukan vaksin. Karena membutuhkan pembiayaan untuk pemeliharaan hewan yang ditangkap tersebut. “Kasusnya tidak ada, tapi pernah kita mendapatkan laporan dari puskesmas ada yang kena gigitan. Setelah kita cek ternyata bukan, anjingnya kita pantau sampai 14 hari dan sehat sehat saja,” jelasnya.
Sementara itu, pemerintah KLU selain memberikan vaksin rabies sebagai upaya untuk mencegah penyebarannya. Bahkan ada bantuan dari dokter hewan untuk mencegah semakin banyaknya anjing dan kucing liar di KLU. Apalagi Lombok diapit oleh dua pulau yang banyak terdapat kasus rabies.
“Tapi kemarin kami dapat bantuan dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang NTB dan dari komunitas pencinta hewan melakukan steril kepada anjing-anjing liar dan kucing liar,” demikian. (dpi)