Lombok Utara (Inside Lombok) – Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU), Najmul Akhyar menyoroti persoalan krisis air bersih di Gili Meno. Pasalnya hingga kini belum ada titik terang kapan masyarakat dapat menikmati air bersih. Jajaran Pemda KLU pun diminta segera menyelesaikan permasalahan krusial ini untuk keberlangsungan hidup masyarakat dan sektor pariwisata.
“Kami pemda sudah mengajukan banding atas sanksi yang didapatkan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Saya tidak mau persoalan ini berlarut-larut,” ungkap Najmul, Selasa (22/7). Pihaknya khawatir, jika masalah dibiarkan berlarut akan terdampak parah akibat minimnya pasokan air kepada masyarakat dan sektor pariwisata di Gili Meno.
Pemda KLU pun disebutnya telah mengambil berbagai langkah memastikan pasokan air di Gili Meno tidak berhenti. Saat ini pihaknya terus memaksimalkan pengiriman air bersih dari PDAM ke Gili Meno, agar masyarakat tidak merasakan dampak yang terlalu keras. “Untuk persolan ini, Pemda menganggarkannya khusus untuk pengiriman air bersih agar tidak terputus selama proses banding berjalan. Jadi tidak tepat kalau dikatakan pemerintah tidak melakukan apa-apa,” tuturnya.
Pihaknya pun menyayangkan adanya pihak-pihak terkait yang dinilai mencoba mempolitisasi isu krisis air saat ini demi keuntungan pribadi, bahkan dengan menjual air dengan harga tak wajar. “Sekarang ini pemda dihadapi saat ini dua persoalan besar. Yaitu persoalan lingkungan dan krisis air. Saya apresiasi WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) terus mengingatkan pentingnya isu lingkungan,” terangnya.
Namun, ditegaskan Najmul, Pemda KLU saat ini dalam dilema terkait mana yang harus diprioritaskan. Apakah lingkungan dijaga terlebih dahulu dan mengabaikan kebutuhan dasar air bersih untuk masyarakat, atau sebaliknya. “Sekarang ini kita penuhi dulu kebutuhan dasar masyarakat sambil tetap memperhatikan lingkungan,” katanya.
Selain itu, kebijakan pemerintah pusat yang menetapkan Tiga Gili ( Air, Meno dan Trawangan) sebagai kawasan induk pariwisata nasional sekaligus kawasan konservasi menjadi tantangan tersendiri. Di mana keduanya ini adalah hal prioritas yang berbeda. Saat ini sedang disinkronkan dan verifikasi dengan pemerintah pusat, agar tidak ada persoalan di kemudian hari terkait pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat di tiga gili. “Kami serius menghadapi tantangan air di Gili Meno. Harapannya segera ada solusi berkelanjutan bagi masyarakat dan pariwisata,” demikian. (dpi)

