Mataram (Inside Lombok) – Kondisi pertanian di Kota Mataram pada musim kemarau ini masih terkendali. Belum ada keluhan kekurangan air irigasi pertanian yang dikeluhkan oleh kelompok tani di Kota Mataram.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana pada Dinas Pertanian Kota Mataram, Endang Utami Rahayu mengatakan selama ini Kota Mataram tidak terdampak musim kemarau seperti kabupaten/kota lainnya di NTB. “Kalau Kota Mataram untuk air kita insyaallah tidak kurang,” katanya, Jumat (11/8) pagi.
Selama ini, langkah antisipasi yang dilakukan pada musim kemarau yaitu pembuatan sumur bor baik dangkal maupun yang dalam. Selain itu, kelompok tani diberikan bantuan mesin air kepada kelompok tani. “Kalau kita di Kota Mataram ini tanaman padi,” ujarnya.
Tahun ini sebanyak lima kelompok petani yang dapat bantuan alat mesin pertanian di Kota Mataram. Kelima kelompok pertanian tersebut meliputi kelompok tani di Kecamatan Sandubaya, Selaparang, Mataram, Sekarbela, dan Kecamatan Ampenan.
“Bantuan alsintan yang akan kita berikan perupa satu unit mesin cultivator berfungsi untuk membajak lahan pertanian tapi khusus untuk pertanian hortikultura, dan enam unit pompa air,” katanya.
Dijelaskan, enam unit pompa air yang diberikan ini merupakan pompa air untuk menyedot air sungai ke lahan pertanian ketika terjadi puncak musim kemarau. Dengan alat tersebut, tanaman para petani tidak kekurangan air.
“Kita berikan hanya mesin pompa air. Sasarannya ke kelompok tani yang sebelumnya sudah mengajukan proposal sesuai kebutuhan agar tepat sasaran,” katanya. Dengan adanya bantuan alat dan mesin pertanian diharapkan mampu mendorong peningkatan produksi petani. Dengan demikian meningkatkan kesejahteraan para petani di Kota Mataram.
“Bantuan itu sebesar Rp193 juta itu merupakan bantuan dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pokok pikiran dewan (pokir) salah satu anggota DPR RI,” katanya.
Disebutkan, total DAK yang diberikan sebesar Rp1,393 miliar, terbagi menjadi dua kegiatan yakni pengadaan Alsintan Rp193 juta, dan Rp1,2 miliar untuk rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), yang saat ini sedang berlangsung. “Untuk bantuan alsintan, prinsipnya sudah siap tinggal kita serahkan tapi masih menunggu waktu yang pas,” katanya. (azm)