Mataram (Inside Lombok) – Budidaya maggot yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Bahkan target PAD dari upaya penanggulangan sampah lewat maggot itu ditarget menyumbang PAD hingga Rp30 juta di 2024 mendatang.
Plt Kepala DLH Kota Mataram, Irwansyah mengatakan budidaya maggot yang dilakukan Pemkot Mataram sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir. Pemilahan sampah yang mulai dilakukan mendukung budidaya larva Black Soldier Fly (BSF), serta membantu mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok di Lombok Barat.
“Sampah yang dihasilkan juga kita jadikan sebagai makanan maggot. Kita butuh 3-3,5 ton lebih (sampah organik) untuk menjadi makanan maggot setiap hari,” katanya, Senin (16/10) pagi.
Selain itu, dari sampah rumah tangga juga sudah banyak yang terpilah dan kebutuhan makanan maggot tertangani. DLH Kota Mataram juga akan bekerjasama dengan pemilik rumah makan agar sisa makanan yang dimiliki bisa langsung diberikan untuk makanan maggot.
“Sedekah sampah makanan maggot pakai tong plastik dan kita titip di situ (rumah makan, Red). Nanti setiap hari kita angkut, jadi mereka tidak buang ke kali,” ujarnya.
Tidak itu saja, makanan kadaluarsa juga akan dibuang ke Mataram Maggot Center (MMC), bekerjasama dengan para distributor makanan. “Kerja sama dengan distributor. Mereka bawa makanan kadaluarsa ke sana juga, seperti susu dan segala macam,” katanya.
Ketersediaan makanan maggot, lanjut Irwan, sejauh ini belum bisa terpenuhi. Apalagi, beberapa lingkungan sudah mulai ikut mengembangkan salah satu cara pengolahan sampah tersebut. “Kita rebutan ini. Karena di lingkungan juga sudah ada pengembangan maggot sehingga berkurang juga bubur maggot ke MMC,” katanya.
Dalam sekali panen, maggot yang dihasilkan yaitu sebanyak 500 kilogram, tergantung makanan yang diberikan. Pasar maggot saat ini lebih banyak ke peternak. Selain beli secara mandiri, DLH Kota Mataram juga membantu untuk memberikan maggot kepada para pelaku usaha ikan air tawar. “Dari maggot itu hemat 30 persen dari pakan yang mereka gunakan dan mereka bayar setelah panen,” katanya. (azm)