Mataram (Inside Lombok) – Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di sekolah di Kota Mataram ditargetkan terbentuk tahun ini. Keberadaan tim ini untuk mengawal kasus kekerasan verbal maupun non verbal yang terjadi di lingkungan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf mengatakan akhir tahun ini sudah harus terbentuk agar penanganan kasus kekerasan di lingkungan sekolah bisa tertangani dengan cepat. “Tahun ini sudah harus terbentuk tim ini,” katanya, Selasa (7/11) pagi.
Ia mengatakan, anggota TPPK ini nantinya terdiri dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Sosial dan instansi terkait lainnya. Tidak saja mengawal kasus yang terjadi, tetapi juga mengantisipasi tindakan kekerasan di lingkungan sekolah.
“Pencegahan dan pengawasan. Tindakan preventif sebelum terjadi kasus kekerasan. Kalau sudah terjadi kasus kekerasan bagaimana melakukan pembimbingan dan pendampingan itu termasuk tugasnya,” ucap Ketua PGRI NTB ini.
Penentuan instansi yang akan terlibat nantinya akan dibuatkan surat keputusan (SK) dari pimpinan daerah. Pembentukan ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbud Ristek) Nomor 46 tahun 2023 adalah pedoman penting untuk mencegah perundungan dan kekerasan yang terjadi di sekolah atau satuan-satuan pendidikan.
“Di sana mengatur juga kasus bullying (perundungan), kekerasan seksual dan lain-lainnya. Itu sudah diatur dalam pasal-pasalnya. Siapa-siapa yang dilibatkan kita akan masukkan dalam SK oleh pak walikota,” kata Yusuf.
Selain TPPK yang terdiri dari instansi, masing-masing sekolah juga membentuk satuan tugas (satgas). Karena keberadaan tim ini juga harus didukung dengan anggaran dari Dinas Pendidikan. “Di Dinas Pendidikan sendiri juga harus ada (anggaran red),” ungkapnya.
Selama ini, kasus perundungan di Kota Mataram belum pernah terjadi yang cukup parah hingga menyebabkan korban pindah sekolah. Kondisi para siswa di Kota Mataram disebut masih kondusif dan belum separah seperti daerah-daerah lain di Indonesia. “Tidak ada (sampai pindah sekolah red), masih aman-aman,” tutupnya. (azm)