Mataram (Inside Lombok) – Sejumlah sekolah di Kota Mataram terpaksa belajar melalui sistem daring dampak dari cuaca ekstrem. Hal ini disebabkan karena kondisi sekolah yang banjir atau genangan akibat hujan deras yang terjadi beberapa hari terakhir.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram, Yusuf mengatakan kegiatan belajar yang dilakukan pihak sekolah bisa dilakukan dengan kondisi sesuai wilayah. Misalnya, sekolah yang mengalami musibah yang cukup parah Dinas Pendidikan meminta agar sekolah ditutup sementara. Sehingga kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan dengan sistem hybrid atau learning from home.
“Mengingat kondisi cuaca yang Ekstrem maka dengan ini Dinas Pendidikan mengeluarkan maklumat resmi terkait pembelajaran di sekolah sesuai level keparahan wilayah,” katanya Selasa (11/2) siang.
Namun untuk sekolah yang tidak terdampak banjir atau bencana pada cuaca ekstrem ini agar kegiatan belajar mengajar tetap berjalan. “Sekolah memberikan persentase data siswa yang tidak masuk,” ungkapnya.
Ia mengatakan, selain itu guru rumah tidak terdampak diminta untuk tetap masuk sekolah. “Guru yang rumahnya tidak menggenang agar tetap masuk sekolah,” katanya.
Sedangkan guru yang mengalami banjir di rumahnya maka harus dibuktikan dengan dokumen foto. Bukti foto tersebut diserahkan kepada kepala sekolah untuk diberikan dispensasi. “Diharapkan agar memberikan laporan ke posko bencana atau menginformasikan ke Dinas Pendidikan,” ungkapnya.
Selama cuaca ekstrem ini, semua guru dihimbau untuk tetap berhati-hati baik di sekolah, rumah dan dimanapun. “Memberikan warning kepada semua Guru, siswa dan staf agar selalu hati hati baik,” imbuh ketua PGRI NTB ini.
Dinas Pendidikan Kota Mataram mengingatkan kepada pihak sekolah untuk mengutamakan keselamatan peserta didik, guru dan staf. “Harus mengutamakan keselamatan peserta didik, guru dan staf,” pungkasnya. (azm)