27.5 C
Mataram
Senin, 22 Desember 2025
BerandaMataramDiduga Dilecehkan Sopir Sekolah, Anak Disabilitas di Lombok Tengah Alami Luka Serius

Diduga Dilecehkan Sopir Sekolah, Anak Disabilitas di Lombok Tengah Alami Luka Serius

Mataram (Inside Lombok) – Seorang anak perempuan penyandang disabilitas mental di Lombok Tengah diduga menjadi korban pelecehan oleh sopir antar-jemput siswa di salah satu Sekolah Luar Biasa (SLB) di daerah itu. Kasus ini mencuat setelah ibu korban menemukan kejanggalan pada tubuh anaknya pada Agustus 2025.

Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Mataram, Joko Jumadi, mengatakan kasus terungkap ketika sang ibu memandikan anaknya dan melihat ada darah di area vital. Awalnya, ia mengira darah tersebut merupakan tanda menstruasi. Namun, setelah dipasangkan pembalut, darah tak lagi keluar.

“Setelah ditanya, anak mengaku telah dilecehkan di sekolah,” ujar Joko kepada Inside Lombok, Rabu (12/11).

Kecurigaan keluarga semakin kuat setelah korban diminta menunjukkan sejumlah foto. Dari foto-foto itu, korban menunjuk salah satu pria yang diduga pelaku, dan diketahui bahwa pria tersebut adalah sopir antar-jemput siswa SLB. “Padahal, anak ini sebenarnya tidak dijemput oleh sopir itu karena rutenya berbeda. Tapi dari pengakuan korban, pelecehan dilakukan di area sekolah,” jelas Joko.

Korban berusia empat tahun, namun secara fisik tampak seperti anak berusia 10 hingga 12 tahun. Menurut Joko, kasus ini sudah ditangani oleh Polres Lombok Tengah, tetapi proses pemeriksaan berjalan lambat karena korban dan beberapa saksi merupakan penyandang disabilitas. “Ada kesulitan dalam pemeriksaan karena kondisi korban. Hari ini kami mendampingi pemeriksaan ulang di LBH Kota,” katanya.

Hasil visum menunjukkan adanya luka robek dan pendarahan di alat vital korban. “Ada robekan sampai ke bagian dalam. Bisa jadi karena penetrasi benda atau jari,” ungkap Joko.

Ia menegaskan, LPA Mataram akan terus mendampingi keluarga korban dan bekerja sama dengan tenaga ahli, termasuk psikolog, untuk menilai kondisi psikis anak. “Kami libatkan psikolog agar bisa mengetahui dampak psikologis yang dialami korban,” ujarnya.

Sementara itu, Polres Lombok Tengah, Iptu membenarkan penyidikan masih berlangsung. Saat ini, sudah diperiksa 12 saksi dan sedang mengumpulkan alat bukti lain. (gil)

- Advertisement -

Berita Populer