27.5 C
Mataram
Minggu, 24 November 2024
BerandaMataramDLH Kota Mataram akan Studi Tiru untuk Bangun TPST Kebon Talo

DLH Kota Mataram akan Studi Tiru untuk Bangun TPST Kebon Talo

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram akan kembali membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kebon Talo Ampenan. Namun sebelum pembangunan ini, Pemkot Mataram akan melakukan studi tiru ke daerah yang sudah memiliki TPST.

Kepala DLH Kota Mataram, Nizar Denny Cahyadi mengatakan beberapa daerah menjadi rencana studi tiru yaitu Banyumas atau Jakarta. Studi tiru yang akan dilakukan untuk memastikan pembangunan TPST tersebut bisa sesuai dengan harapan. “Yang jelas kita harus belajar dulu untuk memastikan apa yang kita rencanakan sesuai dengan yang diharapkan,” katanya.

Beberapa hal yang akan dipelajari seperti pengelolaan sampah, mesin-mesin yang digunakan hingga bangunan seperti apa. TPST baru dilakukan di Kota Mataram sehingga harus belajar ke daerah lain yang sudah lama melakukan pengolahan sampah.

“TPST baru ada di Sandubaya dan itu pun belum jadi. Karena setelah (TPST) di Sandubaya jadi, tahun ini langsung pembangunan di Kebon Talo. Jadi tahun ini insyaallah rencananya,” ungkap Denny.

Anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan TPST Kebon Talo yaitu mencapai Rp80 miliar. Anggaran tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat. “Belum masuk memang anggarannya ke kita,” katanya.

Dengan terbangunnya TPST Kebon Talo dan Sandubaya ini lanjut Denny, maka sampah yang akan dibuang ke TPA Regional Kebon Kongok jauh berkurang. Di mana kapasitas TPST Kebon Talo yaitu sebanyak 100 ton per hari dan TPST Sandubaya sebanyak 45 ton. Sedangkan volume sampah di Kota Mataram yaitu 200 ton ton per hari bahkan lebih.

“Jadi masih ada sekitar 50 ton yang akan kita buang ke TPA, yang dibuang ini ada reduce dan ada sampah yang belum diolah,” ujarnya. Ke depan adanya TPST diharapkan membangu pengurangan alokasi anggaran untuk sampah di Kota Mataram.

Selain dari pengurangan biaya bahan bakar, efisiensi anggaran itu juga datang dari berkurangnya biaya yang dibayarkan untuk pembuangan sampah ke TPAR Kebon Kongok. “Kan kita bayar di sana. Ada hitung-hitungan per ton berapa gitu kita bayar saya lupa. Jadi ada yang kita bayar,” tutupnya. (azm)

- Advertisement -

- Advertisement -

Berita Populer