29.5 C
Mataram
Minggu, 13 Oktober 2024
BerandaMataramGarap Pekarangan untuk Ketahanan Pangan, Kelompok Warga di Mataram Bisa Dapat Bantuan...

Garap Pekarangan untuk Ketahanan Pangan, Kelompok Warga di Mataram Bisa Dapat Bantuan Rp75 Juta

Mataram (Inside Lombok) – Dinas Pertanian Kota Mataram tahun ini mendapatkan bantuan untuk program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Tujuan program itu adalah memaksimalkan penggunaan lahan pekarangan warga untuk mendukung ketahanan pangan. Saat ini, sudah ada empat kelompok warga di Kota Mataram yang mendapat bantuan sebesar Rp75 juta lantaran menjalankan program itu.

Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram, Umar Ismail mengatakan program yang sedang digencarkan saat ini agar warga kota bisa memanfaatkan pekarangan untuk menanam berbagai jenis tanaman horti. “Ini sebenarnya ada di Dinas Ketahanan Pangan tapi karena terjadi perubahan nomenklatur jadi sekarang Dinas Pertanian yang menanganinya,” katanya.

Bantuan dana yang akan diberikan nantinya diperuntukkan untuk pembuatan green house, pembelian bibit dan kebutuhannya lainnya. Untuk memaksimalkan penggunaan bantuan, Dinas Pertanian Kota Mataram memberikan arahan kepada masing-masing kelompok.

“Jadi kita panggil mereka, dan sekarang sudah kelompok ketiga yang kita panggil dalam rangka persamaan persepsi apa yang mereka beli sesuai aturan main,” tegasnya.

- Advertisement -

Program P2L ini makin digencarkan karena luas area pertanian di Kota Mataram terus terjadi penyusutan setiap tahun. Bahkan tahun 2022 lalu, jumlah penyusutan lahan yaitu seluas 100 hektare. “Saya ikuti rapat BPN kemarin itu masih ada 1.381 hektare lebih yang masih berbentuk sawah. Tapi kemarin data kita itu 1.478 hektare lebih. Jadi pengurangan banyak dan kurang lebih itu kurang 100 hektare,” katanya.

Oleh karena itu pemanfaatan pekarangan rumah oleh masyarakat perlu digencarkan. Program ini juga untuk menyikapi persoalan yang terjadi hampir di semua daerah yaitu tingginya kemiskinan ekstrem, stunting dan gejolak harga yang berdampak pada inflasi.

“Itu makanya ada kampung tanggap inflasi. Itu permasalahan yang sering terjadi. Tapi kita tidak bisa lari dari permasalahan itu,” ungkapnya. (azm)

- Advertisement -

Berita Populer