Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram bersama Pokja Perumahan, Permukiman, Air Minum dan Sanitasi (PPAS), Dinas PUPR, Dinas Kesehatan, serta didukung Unicef Indonesia dan Mitra Samya, menggelar diskusi dan kunjungan lapangan pada Senin (24 November 2025) untuk memperingati Hari Toilet Sedunia guna memperkuat upaya percepatan sanitasi aman berkelanjutan.
Kegiatan yang berlangsung pukul 08.30–13.00 WITA ini menghadirkan perwakilan media dan organisasi pers mahasiswa untuk melihat langsung pengelolaan lumpur tinja di Kota Mataram.
Acara dimulai dengan Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Mitra Samya yang diikuti AJI Mataram, LPM Dewan Kota Mataram, LPM Media Universitas Mataram, dan LPM Ro’yuna UIN Mataram. Setelah diskusi, peserta melakukan kunjungan ke Tempat Penampungan Sementara Lumpur Tinja (TPSLT) Kota Mataram di Kelurahan Taman Sari, Ampenan, untuk melihat proses transit lumpur tinja sebelum dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kebon Kongok.
Peserta kemudian melanjutkan kunjungan ke IPLT Kebon Kongok di Desa Suka Makmur, Lombok Barat, yang menjadi pusat pengolahan lumpur tinja milik Pemkot Mataram. Kunjungan ini memberikan gambaran mengenai alur pengelolaan limbah tinja dari pengumpulan hingga pengolahan akhir. Penyelenggara menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda dan media dalam mendorong sanitasi aman di wilayah perkotaan.
Dalam kegiatan tersebut, Pemkot Mataram juga memaparkan upaya optimalisasi layanan penyedotan lumpur tinja untuk meningkatkan kualitas sanitasi sekaligus pendapatan asli daerah (PAD). Kepala UPTD PALD Dinas PUPR Kota Mataram, Astam Wira Samsi, menyampaikan bahwa unit yang baru terbentuk pada 2024 dengan dua armada truk terus memperluas sosialisasi dan kerja sama layanan, termasuk dengan 24 mitra swasta.
“Saat ini kami berupaya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat dan kerjasama untuk layanan terjadwal dan on call bersama 24 mitra usaha penyedotan lumpur tinja swasta,” papar Astam.
Astam menjelaskan bahwa layanan terjadwal saat ini baru bekerja sama dengan dua kelurahan, yakni Babakan dan Seruni, dan pihaknya berupaya memperluas partisipasi masyarakat. Ia juga menegaskan pentingnya sosialisasi ke BUMN, pengembang perumahan, sekolah, pesantren, serta instansi pemerintah.
“Sebenarnya sudah ada aturan untuk ASN diberikan layanan lumpur tinja terjadwal di tingkat rumah tangga masing-masing, tetapi itu pelaksanaan belum maksimal. Perlu upaya bersama kedepan dalam semangat mendorong sanitasi aman,” ujarnya.
Menurut Perda Kota Mataram Nomor 1 Tahun 2024, tarif penyedotan lumpur tinja untuk rumah tangga ditetapkan Rp200.000, pelanggan niaga Rp400.000, pemerintahan Rp300.000, dan sosial Rp200.000. Astam menyebut tarif tersebut masih terjangkau karena mendapat subsidi pemerintah. Ia menegaskan bahwa penyedotan berkala penting untuk mencegah pencemaran lingkungan, penyebaran bakteri E-Coli, serta risiko penyakit seperti diare, kolera, dan stunting.
“Dengan penyedotan berkala, kami memastikan tangki septik di rumah tangga, fasilitas umum dan swasta tidak meluap/meledak karena adanya gas metana,” ucap Astam.
Pemkot Mataram menegaskan bahwa optimalisasi layanan ini menjadi bagian dari strategi untuk mewujudkan sanitasi aman, lingkungan sehat, serta peningkatan PAD dari retribusi. “Dengan pengelolaan yang optimal, layanan penyedotan lumpur tinja ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan PAD dari retribusi dan kesejahteraan masyarakat Kota Mataram kedepan,” harap Astam.

