Mataram (Inside Lombok) – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membicarakan rencana riset kultur jaringan kurma di Lombok Utara (KLU), kemarin, (23/9). Riset ini dipandang sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kendala dalam penyediaan bibit unggul, yang selama ini menjadi tantangan utama pengembangan kurma di wilayah tersebut.
Pertemuan melibatkan tim peneliti BRIN yang dipimpin Dr. Ahmad Suriadi, serta tim BRIDA NTB yang diwakili Koordinator Pokja Inovasi Hilirisasi dan Kemitraan, Lale Ira Amrita Sari. Beberapa masalah yang coba dipecahkan melalui riset ini antara lain keterbatasan bibit unggul yang sesuai dengan kondisi tanah dan iklim NTB, proses perbanyakan konvensional yang lambat, rendahnya produktivitas tanaman kurma, serta pasokan bibit berkualitas yang masih terhambat.
Menurut Dr. Ahmad, kultur jaringan bisa menjadi jalan keluar karena memungkinkan perbanyakan bibit lebih cepat, seragam, dan berkualitas. “Dengan metode ini, bibit kurma bisa tersedia dalam jumlah lebih banyak dan waktu yang lebih singkat,” ujarnya.
Lale Ira menambahkan, riset ini tak hanya soal teknis pertanian, tetapi juga berhubungan dengan nilai tambah ekonomi. “Kultur jaringan kurma dapat membuka peluang baru, mulai dari riset hingga pemanfaatannya dalam industri pertanian,” jelasnya.
Melalui riset bersama ini, KLU diharapkan bisa menjadi salah satu kawasan yang lebih siap dalam mengembangkan kurma secara berkelanjutan. (gil)

