Mataram (Inside Lombok) – Kota Mataram tidak merasakan dampak yang signifikan dari musim kemarau. Pasalnya, irigasi pertanian dan air bersih masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Hanya saja pada musim kemarau ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram mengantisipasi bencana kebakaran.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Mataram, Mahfuddin Noor mengatakan berdasarkan koordinasi yang sudah dilakukan bersama Pemerintah Provinsi NTB dan pemerintah pusat, antisipasi musim kemarau harus tetap dilakukan oleh masing-masing daerah. “Seperti tahun-tahun sebelumnya, kekeringan itu tidak berdampak signifikan di Kota Mataram. Baik untuk kebutuhan pertanian dan air bersih,” katanya, Rabu (7/6) pagi.
Ia mengatakan, pada musim kemarau ini masyarakat di Kota Mataram diminta untuk mengantisipasi bahaya kebakaran terutama di kawasan yang padat penduduk. Apalagi kata Mahfuddin, beberapa hari terakhir ini, angin cukup kencang. Masyarakat diminta untuk tidak membakar sampah di sembarang tempat.
“Satu minggu belakangan ini angin cukup kencang, mendung tapi juga tidak hujan,” katanya. Pihaknya mencatat, hingga Juni 2023 ini BPBD Kota Mataram belum menerima adanya laporan kebakaran dari masyarakat.
Meski belum ada kasus yang terjadi, masyarakat diminta untuk tetap berhati-hati, karena Kota Mataram merupakan daerah yang padat penduduk. “Alhamdulillah sampai hari ini belum ada laporan,” kata Mahfuddin.
Berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Provinsi NTB, pada musim kemarau mengalami krisis air bersih. Berdasarkan data BPBD Provinsi NTB, daerah-daerah yang rawan kekeringan yaitu di Lombok bagian selatan salah satunya seperti Sekotong. Selain itu beberapa bagian di Kabupaten Lombok Utara dan Pulau Sumbawa. (azm)