Mataram (Inside Lombok) – Bunda PAUD Provinsi NTB, Sinta M. Iqbal, menyoroti meningkatnya kasus perundungan yang banyak muncul di media sosial dan media arus utama. Ia menegaskan bahwa penanganan masalah tersebut membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, tidak hanya orang tua dan tenaga pendidik.
Dalam kegiatan Pembinaan dan Sosialisasi Juknis Bunda PAUD di 10 kabupaten/kota se-NTB yang digelar di Aula Kantor Bupati Sumbawa, Kamis (27/11), Sinta menekankan pentingnya memberikan pemahaman berulang kepada anak agar tidak menjadikan perilaku mengejek sebagai kebiasaan.
“Konsep pemahaman itu harus dilakukan terus menerus bahwa mengejek teman itu tidak baik, mengatakan hal yang tidak baik kepada teman itu tidak baik,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa anggapan “namanya juga anak-anak” justru dapat menormalisasi perilaku yang tidak patut sehingga memicu terjadinya perundungan. Menurutnya, meskipun konflik kecil antar anak bisa dianggap sebagai bagian dari interaksi, perlu diberikan pemahaman yang tepat. “Bahwa berantem-berantem ‘sedikit’ merupakan bagian dari kedekatan, iya. Namun harus diberikan pengertian bahwa hal itu tidak boleh,” katanya.
Sinta menuturkan bahwa orang tua dan pendidik harus beradaptasi dengan perkembangan zaman meski berupaya menjaga anak dari pengaruh negatif. Ia mendorong lahirnya inovasi serta pemanfaatan teknologi untuk mendukung lingkungan belajar yang lebih baik bagi anak.

