Mataram (Inside Lombok) – Pembagian makan bergizi gratis bagi siswa membuat pengusaha kantin sekolah dilema. Pasalnya, dengan program tersebut pendapatan yang diperoleh berkurang dari biasanya.
Salah seorang pemilik kantin di SMK Negeri 1 Mataram, Ari Susanti mengatakan pembagian makanan ini berdampak signifikan terhadap jualanya. Apalagi yang dijual yaitu nasi bungkus dan buah. “Terasa sekali. Kalau jam segini (12.00 wita, Red) sudah ramai oleh anak-anak yang makan siang. Tapi ini masih banyak yang belum laku,” katanya.
Dalam sehari jumlah nasi yang laku terjual yaitu bisa mencapai 100 bungkus. Namun pada awal pekan ini baru terjual sekitar 50 bungkus. “Begitu ada makan siang gratis anak-anak sudah bilang mau ada makan siang. Apalagi anak cewek kan tahan sampai siang jadi tidak beli sarapan juga,” ungkapnya.
Ia mengatakan, nasi bungkus yang dijual dengan harga Rp6.000. Menu atau lauk bisa dipilih oleh para siswa tergantung kesukaannya. “Ini nasi campur. Ikannya ada ayam, ikan, tempe manis mereka bisa pilih,” katanya.
Sementara itu, Musni pedagang gorengan di SMK Negeri 1 Mataram ini mengeluhkan hal yang sama. Pasalnya, pada saat jam makan siang para siswa tidak lagi mengerumuni kantin melainkan menunggu pembagian makanan. “Berkurang pendapatan kalau adanya program ini,” katanya.
Disebutkan, pada pembagian hari pertama di SMK Negeri 1 Mataram pendapatan kantin berkurang jauh dari biasanya. Misalnya, Musni penjual gorengan yang biasanya mendapatkan Rp500 ribu hingga 12.00 wita ia harus ikhlas mendapatkan Rp300 ribu. “Ini masih banyak jualan kita yang belum laku,” katanya.
Jika tidak ada keterlibatan kantin dalam pembagian makan siang bergizi gratis ini bisa-bisa kata Musni kantin gulung tikar atau malas untuk berjualan. Karena pendapatan yang diperoleh berkurang jauh. Apalagi harus membayar retribusi lapak kantin ke sekolah mencapai Rp6,5 juta per tahun. “Kita harus bayar ini kan setiap tahun. Kalau begini terus ya bisa -bisa mogok jualan,” katanya. (azm)