Mataram (Inside Lombok) – Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram meminta Pemprov NTB untuk tidak terburu-buru menutup TPAR Kebon Kongok. Pasalnya, Kota Mataram belum memiliki tempat untuk membuang sampah.
Walikota Mataram, Mohan Roliskana mengakui ibu kota NTB itu belum bisa secara mandiri mengelola ratusan ton sampah yang dihasilkan setiap hari. Meskipun saat ini Kota Mataram sudah mulai membangun TPST di Sandubaya.
“Setelah TPST sudah mulai berdiri pun juga tidak sepenuhnya bisa terurai disini,” katanya Kamis (12/1) pagi. Ia mengatakan, lokasi pengolahan sampah di Kota Mataram direncanakan juga akan dilakukan di Kebon Talo Kecamatan Ampenan.
Selain itu, dengan terbangunnya dua TPST di Mataram bisa mengcover seluruh kecamatan. “Kalau itu mungkin relative tidak ada persoalan dan kita mengelola lebih awal. Kalau residunya itu juga tidak terlalu banyak. Kalau saat ini sampai bulan Juni tidak mungkin bisa mengelola sendiri,” katanya.
Ia mengakui, Kota Mataram masih sangat tergantung dengan pembuangan akhir. Dengan begitu, Pemprov NTB bisa mempertimbangkan kembali rencana penutupan tempat pembuangan akhir tersebut. “Kita tetap bergantung sama tempat pembuangan akhir di Kongok. Kita berharap ini bisa dipertimbangkan matang-matang sama Pemprov,” katanya.
Ditegaskan, lahan milik Pemkot Mataram yang ada di Kebon Kongok masih tersedia dan bisa dimanfaatkan untuk membuang sampah. Karena rencana pemindahan lokasi pembuangan ke Sekotong akan mempengaruhi posisi anggaran.
“Pasti semua akan berdampak. Operasional kendaraan dan tidak mudah juga. Operasional tinggi kalau di Sekotong. Nanti juga akan terganggu pengangkutannya. Yang dua sampai tiga kali menjadi satu kali,” ucapnya.
Kondisi ini kata Mohan akan berpotensi terhadap penumpukan sampah. Padahal Kota Mataram merupakan ibu kota Provinsi NTB, sehingga diharapkan pembuangan masih bisa seperti saat ini. “Solusinya masih tetap saja seperti ini. Barangkali seperti itu dan jangan terburu-buru lah,” tegasnya. (azm)