Mataram (Inside Lombok) – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTB meluncurkan program Go Vote sebagai upaya pemutakhiran data pemilih berkelanjutan pasca pemilu. Program ini resmi diperkenalkan pada Minggu (14/12) malam dan menjadi bagian dari strategi KPU NTB dalam validasi data serta edukasi pemilih secara berkelanjutan.
Komisioner KPU Provinsi NTB, Agus Hilman, mengatakan Go Vote merupakan program inovatif yang diinisiasi KPU NTB bersama KPU kabupaten dan kota se-NTB. Program ini mengintegrasikan pemutakhiran data pemilih berkelanjutan (PDPB) dengan pendidikan pemilih.
“Ini mengintegrasikan dua aspek yang penting dan merupakan amanat UU pasca pemilu. Jadi pemutakhiran data pemilih berkelanjutan, pendidikan pemilih berkelanjutan dan ini kita gabung jadi satu,” katanya.
Hilman menjelaskan, Go Vote juga menjadi kanal aduan masyarakat terkait data pemilih. Aduan tersebut akan ditindaklanjuti oleh petugas yang turun langsung ke lapangan. “Ini juga merupakan kanal aduan masyarakat terkait pemungutan data pemilih. Setiap triwulan di kabupaten dan kota kita selalu pleno penyusunan data pemilih berkelanjutan di tingkat Provinsi itu per enam bulan sekali,” ujarnya.
Mekanisme kerja Go Vote dilakukan melalui pelaporan masyarakat lewat call center yang disediakan, termasuk laporan terkait pemilih meninggal dunia atau perubahan status seperti menjadi anggota TNI/Polri.
“Ini nanti terdaftar atau tidak dari pemilih berkelanjutan. Ini ke lapangan langsung dan ini juga untuk menangkap aduan dan laporan masyarakat,” kata Hilman.
Setiap laporan yang masuk akan melalui proses verifikasi sebelum ditindaklanjuti oleh tim Go Vote di kabupaten dan kota. “Nanti ada tim dari Go Vote kita yang akan turun. Langsung mendata objek laporannya. Misalnya yang berkaitan dengan yang meninggal dunia, surat kematian dan melakukan pendidikan pemilih secara berkelanjutan kepada masyarakat,” katanya.
Hilman menegaskan, Go Vote merupakan inovasi pertama di Indonesia yang murni digagas KPU NTB. Program ini diharapkan mampu meningkatkan akurasi data pemilih serta partisipasi masyarakat.
“Output akhir dari program ini yaitu akurasi data pemilih berkelanjutan. Output ending paling besar itu partisipasi masyarakat. Karena pemilu itu bukan event tapi pemilu itu proses,” tegasnya.

