Mataram (Inside Lombok) – Perang petasan yang cukup marak di Kota Mataram menjadi atensi khusus Walikota Mataram, Mohan Roliskana. Di Penghujung Ramadan tahun ini, perang petasan masih marak di beberapa titik.
Mohan mengatakan aparat kepolisian sudah melakukan patroli dan sudah ada yang ditertibkan. Selain patroli oleh aparat kepolisian, larangan juga harus dilakukan oleh keluarga terutama orang tua. Karena perang petasan sangat mengganggu kenyamanan dan keamanan. “Penertiban atas kegiatan dan itu. Sekarang kita tinggal awasi saja,” katanya.
Mohan meminta ada dukungan dari orang tua terhadap imbauan yang dikeluarkan. Artinya, orang tua ikut mengawasi aktivitas anak-anak dan jangan sampai perang petasan. “Dukungan orang tua juga untuk memperhatikan ini,” katanya.
Perang petasan yang dilakukan oleh anak-anak ini dikhawatirkan akan mencederai dirinya sendiri. Karena tidak terkontrol dan perang petasan yang dilakukan maka akan merugikan dirinya sendiri dan keluarga. “Nanti yang rugi siapa. Kemudian mereka cedera dan tidak bisa lebaran dan orang tua merasa menyesal atas akibat yang terjadi,” katanya.
Orang tua diharapkan ikut mengawasi anak-anaknya terutama setelah makan sahur. Karena perang petasan marak dilakukan setelah sahur hingga subuh. “Setelah mereka sahur itu tolong diingatkan agar tidak perang petasan,” katanya.
Ketika memberikan uang saku, orang tua juga harus mengawasi penggunaannya jangan sampah digunakan untuk membeli petasan. Mohan mengingatkan agar jangan sampai ada tindakan yang lebih tegas dari aparat kepada para anak-anak yang perang petasan.
“Ada sikap yang lebih tegas dari aparat kepolisian nanti yang akan rugi siapa. Jangan sampai terjadi dan ada yang menyesal dan segala macem. Bantu kita bantu pemerintah,” katanya.
Pada malam pawai takbiran nanti diharapkan bisa seperti tahun lalu dan lebih baik. Dimana, tahun lalu tidak terlalu masif penggunaan kembang api dan petasa. “Itu sudah ada protokolnya. Kalau belajar dari tahun lalu tidak terlalu eskalatif dan bisa lancar-lancar aja,” katanya. (azm)